Soal BBM Bersubsidi, Faisal Basri: Malaikat pun Akan Membeli yang Lebih Murah

Soal BBM Bersubsidi, Faisal Basri: Malaikat pun Akan Membeli yang Lebih Murah
Ilustrasi masyarakat saat mengisi BBM jenis Pertalite. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri, mengatakan penyebab kuota BBM subsidi selalu cepat habis dari tahun ke tahun.

Menurutnya, hal ini karena harga jual eceran BBM bersubsidi yang disalurkan PT Pertamina, seperti Pertalite dan Solar, selalu berada di bawah harga yang terbentuk akibat mekanisme pasar.

Faisal melihat, kondisi ini pada akhirnya menyebabkan penyaluran BBM bersubsidi dari dulu hingga saat ini tidak pernah tepat sasaran. Sebab, faktor pengendaliannya diserahkan kepada mekanisme kuota.

"Hukumnya, kalau menjual dibawah ongkos, pasti langka. Mau tentara, Kopassus sekalipun diturunkan tidak bisa (melarang penjualan BBM subsidi). Malaikat pun akan membeli yang lebih murah kalau ada dua harga," kata Faisal dalam acara diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk 'Menemukan Jalan Subsidi BBM Tepat Sasaran', pada Selasa, (30/8).

Faisal menyarankan cara lain yang bisa diterapkan pemerintah untuk membendung dampak pergerakan harga minyak mentah dunia ke besaran subsidi adalah dengan memanfaatkan mekanisme fiskal.

Mekanisme fiskal yang bisa digunakan, yakni dengan menyesuaikan pelaksanaan pungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap konsumsi BBM.

"Jika harga minyak sedang tinggi-tingginya, pemerintah bisa memungut PPN 11 persen. Tapi, jika harga minyak mentah turun, pungutan PPN ditiadakan," ujarnya.

Direktur BBM BPH Migas, Patuan Alfon, mengatakan, dari hasil pemantauan BPH Migas selama ini, kebanyakan penyelewengan penyaluran BBM bersubsidi yang terjadi dalam bentuk penimbunan.

Harga jual eceran BBM bersubsidi yang disalurkan PT Pertamina, seperti Pertalite dan Solar, selalu berada di bawah harga yang terbentuk akibat mekanisme pasar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News