Soal Investasi, Indonesia Dinilai Masih Lamban

Dalam Menangkap Peluang Pasca Krisis Global

Soal Investasi, Indonesia Dinilai Masih Lamban
Soal Investasi, Indonesia Dinilai Masih Lamban
DUBAI - Setelah krisis global 2008 yang membuat kolaps perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Yunani, terjadi pengalihan arus modal besar-besaran, dari semula di kawasan Eropa menuju kawasan Asia. Sayangnya, Indonesia dinilai sangat lamban mengambil peluang investasi yang sudah di depan mata.

"Kita masih jauh tertinggal dibanding negara-negara tetangga kita. Saat modal-modal dari investor ini hendak masuk, Indonesia sangat lamban dalam menyikapinya. Tak jarang, yang dikeluhkan investor adalah soal kepastian izin dan tindak lanjut dari daerah yang mereka minati di Indonesia," ungkap Konsul bidang Ekonomi dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) Dubai, Dede Achmad Rifai, kepada JPNN, Selasa (23/11).

Saat ini, kata Dede, ada beberapa investor Dubai yang sudah serius menyatakan minat mereka menanamkan investasi di Indonesia. Antara lain misalnya Thani Invesment, yang siap menanamkan modal pada sektor tambang emas di Bogor, Salaam Invesment yang serius hendak menanamkan investasi batu bara dan listrik tenaga uap di Sumatera Selatan, serta investor dari Sheikh Sultan bin Khalifa yang ingin berinvestasi listrik geothermal di Jawa Barat.

"Terkadang saya malu sendiri, saat para investor ini mengatakan bahwa Indonesia tidak memberikan kepastian bagi mereka. Padahal nilai investasi yang ditawarkan sangat besar sekali, dan tentunya sejalan dengan tujuan pemerintah terkait public private partnership (menggaet sektor swasta)," kata Dede.

DUBAI - Setelah krisis global 2008 yang membuat kolaps perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Yunani, terjadi pengalihan arus modal besar-besaran,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News