Soal Isu Geng Solo, Edi Hasibuan Bela Presiden Jokowi

Soal Isu Geng Solo, Edi Hasibuan Bela Presiden Jokowi
Irjen Gatot Eddy Pramono. Foto: ANTARA/Fianda Rassat

jpnn.com, JAKARTA - Tudingan yang menyebut Presiden Jokowi hendak menonjolkan 'geng Solo' di tubuh Polri dinilai merupakan hal yang mengada-ada.

Penempatan sejumlah perwira tinggi Polri pada pos-pos strategis belakangan ini diyakini telah sesuai mekanisme dan merupakan keputusan Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) Polri.

"Mereka mendapat promosi karena prestasi dan penempatan itu sesuai kompetensi. Jadi, tudingan ada geng Solo saya kira mengada-ada," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan di Jakarta, Selasa (24/12).

Pakar hukum kepolisian Universitas Bhayangkara ini menyebut, tidak zamannya lagi menyebut ada geng-gengan atau kelompok-kelompokan di internal Polri. Semua mekanisme penempatan sudah ada aturan dan dilaksanakan secara transparan.

"Semua sudah ada mekanisme yang mengatur. Mereka yang ditempatkan baik yang menjadi Kapolda Metro Jaya maupun Wakapolda Jateng karena mampu dan pantas untuk itu," ucapnya.

Mantan komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini lebih lanjut menyatakan mendukung langkah Kapolri Jenderal Pol Idham Azis, yang berkomitmen memberi promosi jabatan bagi anggota yang mampu dan mau bekerja keras.

"Kami melihat presiden tidak pernah mengintervensi apa pun dalam penempatan Polri. Bahkan mutasi kali ini dinilai banyak pihak tepat karena mereka berprestasi," katanya.

Edi kemudian memaparkan prestasi Irjen Pol Gatot Eddy Pramono saat menjabat Kapolda Metro Jaya hingga akhirnya diangkat menjadi Wakapolri menggantikan Komjen (Pol) Ari Dono Sukamto yang memasuki masa pensiun.

Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan membantah tudingan Neta Pane yang menyebut Presiden Jokowi menonjolkan geng Solo dalam pengisian jabatan di Polri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News