Soal Polemik Pasokan & Harga Beras, Sultan Minta Bapanas Tidak Berbisnis

jpnn.com, JAKARTA - Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk tidak berbisnis dalam urusan pangan.
Dia juga meminta Bapanas untuk segera menuntaskan polemik terkait pasokan dan harga beras saat ini.
Permintaan bernada kritik itu disampaikan Sultan menyusul adanya pernyataan Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono mengungkapkan data perkiraan produksi beras tahun ini.
Menurut Maino, merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Bapanas, diperkirakan Indonesia akan mengalami defisit beras selama sembilan bulan.
"Saya kira pernyataan tersebut sangat spekulatif dan berpotensi memberikan dampak serius pada psikologis pasar. Juga ada aroma bisnis di dalam pernyataan yang tidak beralasan itu", ujar Sultan melalui keterangan resminya, Minggu (5/3).
Menurutnya, sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pemenuhan bahan pangan bagi masyarakat, pejabat Bapanas tidak perlu memperkeruh suasana pasar pangan.
Sebab, dikhawatirkan pelaku pasar akan semakin liar memberlakukan harga jual beras di pasaran, sedangkan gabah petani dihargai murah di tengah panen Raya.
Pada akhirnya, kata dia, pasar dan petani akan berkesimpulan bahwa Bapanas kembali melakukan impor beras dalam sembilan bulan ke depan.
Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk tidak berbisnis dalam urusan pangan.
- APTI Minta Pasal Tembakau dalam RUU Kesehatan Dicabut
- Mak-mak Kelompok Tani di Tanggamus Dapat Bantuan Alat Pertanian
- Peringati HUT ke-50 HKTI, Moeldoko: Karena Petani Kita Bisa Makan
- 9 Langkah ini Perlu Disiapkan oleh Petani Kopi Indonesia untuk Menghadapi El Nino
- Dari Gunungkidul, Mentan Syahrul Yasin Limpo Siapkan Kedelai Lokal untuk Indonesia
- Komisi IV DPR Apresiasi Lompatan Besar Kementan dalam Program P2L Ramah Lingkungan