Soal Terjun ke Politik, Panglima Diminta Bersabar

Soal Terjun ke Politik, Panglima Diminta Bersabar
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di hadapan 53 peserta pelatihan Leadership Development Program (LDP) pejabat Eselon II Ditjen Pajak, di The Highland Park Resort Hotel Bogor Jalan Kp. Sinarwangi, Sukajadi, Kecamatan Taman Sari, Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/4). FOTO: Puspen TNI

jpnn.com - Analis politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, demokrasi Indonesia tak menghalangi seseorang untuk mengikuti kontestasi pesta demokrasi, seperti pemilihan kepala daerah atau bahkan pemilihan presiden.

Namun, Siti mengingatkan, kebebasan tersebut masih terbingkai batasan aturan. Alhasil, kebebasan tersebut tak serta-merta bisa berlaku menyeluruh.

Di instansi TNI, kata Siti mencontohkan, tak bisa terlibat dan berpartisipasi dalam politik praktis. "TNI itu harus netral, sama sekali tidak diperbolehkan berpolitik," kata Siti Zuhro di Jakarta.

Alhasil, imbau Siti mengingatkan, jabatan yang bertugas di tubuh TNI, seperti Panglima TNI, harus benar-benar netral dan tidak berkecimpung dalam aktivitas politik.

TNI sebagai instansi, termasuk personel yang berada di dalamnya, kata Siti mengingatkan, harus benar-benar bersih dan bisa menahan godaan berpolitik.

"TNI itu pelindung rakyat. Jadi semuanya harus mengutamakan rakyat, bukan politik," tutur Siti. Alhasil, Siti mengingatkan, TNI dan personel di dalamnya harus terus profesional, termasuk tidak tergoda rayuan berpolitik.

Terkait Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang ditengarai ingin mengikuti kontestasi Pilpres 2019, Siti mengatakan harus menunggu waktu.

Selama masih menjabat, imbau Siti, Panglima harus bersih dari aktivitas dan ambisi politik.

Analis politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, demokrasi Indonesia tak menghalangi seseorang untuk mengikuti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News