Soempah Pemoeda

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Soempah Pemoeda
Wartawan senior Dhimam Abror diangkat sebagai anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat. Foto: Ricardo/JPNN.com

Tito melakukan eksperimen sosial politik itu dengan mempergunakan karisma dan kekuatan politik yang didukung oleh kekuatan senjata dan tekanan politik. Eksperimen ini tidak bertahan 50 tahun dan hancur berantakan pada 1990.

Uni Soviet adalah eksperimen politik terbesar dalam sejarah umat manusia modern. Vladimir Lenin menggalang revolusi komunis dengan mengandalkan kelompok Bolshevik yang sangat militan untuk kemudian berhasil menumbangkan rezim feodalise Tsar.

Komunisme Uni Soviet didukung oleh semua piranti kekuasaan yang canggih, mulai dari kekuasaan ekonomi, politik, sampai senjata.

You can do anything with a bayonet except sitting on it. Kamu bisa melakukan apa saja dengan bayonet kecuali duduk di atasnya.

Itu adalah ungkapan sarkastis untuk menggambarkan rapuhnya kekuasaan yang dibangun di atas bayonet. Kekuasaan itu akan runtuh karena tidak mungkin orang bisa duduk di atas bayonet yang terhunus.

Dua eksperimen besar itu hancur berantakan tidak bisa bertahan melewati 50 tahun. Uni Soviet pun ambruk dan Yugoslavia ikut ambruk seperti rumah kartu.

Sebuah federasi besar yang tidak dibangun atas kesamaan identitas terbukti rapuh seperti rumah kertas yang bisa ambruk setiap saat.

Sebuah negara kecil seukuran Singapura pun menghadapi tantangan disintegrasi yang serius karena tidak adanya bahasa pemersatu.

Salah satu unsur penting dalam Sumpah Pemuda adalah ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Berbahasa satu bahasa Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News