Soempah Pemoeda
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Imagined Community, sebagaimana konsep Ben Anderson, adalah gagasan yang ada di imajinasi setiap orang yang menjadi anggota sebuah bangsa.
Unsur paling kuat dalam imajinasi itu adalah bahasa. Dengan bahasa yang sama, setiap orang bisa menggambarkan dan menjelaskan imajinasi kebangsaannya sehingga bisa dipahami bersama-sama.
Sungguh mencengangkan. Orang-orang yang sangat berbeda dalam hal adat istiadat, agama, dan latar belakang budaya, bisa disatukan menjadi sebuah komunitas yang diikat oleh kesamaan bahasa.
Dari sebuah ujung desa di Aceh sampai ke puncak gunung di Irian Jaya orang bisa memahami satu sama lainnya melalui kesamaan bahasa. Inilah yang menjadi perekat utama yang membuat gagasan Indonesia yang abstrak itu menjadi nyata.
Pada tahun-tahun itu jumlah penduduk yang ada di wilayah jajahan Hindia Belanda sudah mencapai sekitar 100 juta, sebuah jumlah yang masif.
Sangat sulit menyatukan orang-orang yang sebegitu besarnya kalau tidak ada bahasa yang sama. Dan, bahasa sebagai alat perekat itu tidak bisa dipaksakan melalui kekuasaan maupun senjata.
Negara-negara multikultural hasil rekayasa maupun eksperimen politik selepas Perang Dunia II rata-rata sudah gagal dan tinggal menjadi sejarah.
Josip Bros Tito di Yugoslavia ingin menyatukan bangsa-bangsa Balkan yang beraneka ragam menjadi sebuah negara federasi Yugoslavia.
Salah satu unsur penting dalam Sumpah Pemuda adalah ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Berbahasa satu bahasa Indonesia.
- Anggota DPD RI Lia Istifhama: Penting Menganalisa Sikap Pemuda Terhadap Keberlangsungan Bangsa
- Perkuat Diplomasi Kebangsaan RI Hadapi Geo-Ekonomi, Ibas Mendorong Kolaborasi ASEAN Plus
- Gloria Nababan Raih Gelar The Winner Asianista Internasional 2025 di Singapura
- Aktivis KNPI Jakarta David Hamka Minta Gubernur Pramono Optimalkan Peran Pemuda Cegah Tawuran
- Gus Sholeh: Indonesia Butuh Generasi untuk Masa Depan yang Gemilang dan Cerah
- Poo Makna