Sekjen PDIP: Pemuda Hadir menjadi Kekuatan Meminggirkan Politik Identitas

jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan pemuda harus mampu menjadi agen untuk menghentikan penggunaan politik identitas.
Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) itu mengatakan peran pemuda sangat penting di dalam membangun semangat patriotisme dan nasionalisme.
Anak buah Megawati Soekarnoputri di PDIP ini mengatakan bahwa semangat itu bisa meminimalkan penggunaan penggunaan politik identitas dan pecah belah pada Pemilu 2024.
"Mereka (pemuda) hadir sebagai kekuatan pokok yang membangun persatuan dan kesatuan bangsa yang kemudian meminggirkan berbagai bentuk politik memecah belah, berbagai bentuk politik identitas," ungkapnya seusai peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-94 yang digelar DPP PDIP di Sekolah Partai, Jakarta, Jumat (28/10).
Hasto mengungkapkan bahwa PDIP telah mengeluarkan instruksi untuk para kadernya agar menjunjung tinggi ikrar Sumpah Pemuda dalam setiap aktivitas politik.
Menurutnya, Pemilu 2024 akan menentukan kelangsung bangsa dan masa depan Indonesia.
“Para pemuda Indonesia harus membangun kesadarannya untuk menggembleng diri,” kata pria kelahiran Yogyakarta itu.
Menurut Hasto, selain membangkitkan semangat patriotisme, para pemuda bisa menggelorakan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam setiap kegiatan.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pemuda hadir sebagai kekuatan pokok yang meminggirkan berbagai politik pecah belah dan politik identitas.
- Anggota DPD RI Lia Istifhama: Penting Menganalisa Sikap Pemuda Terhadap Keberlangsungan Bangsa
- Tim Hukum Hasto Bawa Bukti Dugaan Pelanggaran Penyidik KPK ke Dewas
- Rempang Eco City Tak Masuk Daftar PSN Era Prabowo, Rieke Girang
- Politikus PDIP Apresiasi Ide Dedi Mulyadi Kirim Siswa Bermasalah ke Barak
- 5 Berita Terpopuler: Kapan Pengisian DRH NIP PPPK? Simak Penjelasan Kepala BKN, Alhamdulillah Perjuangan Tak Sia-sia
- Rayakan 70th KAA, Usman Hamid And The Blackstones Bawakan Album Baru Kritik Sosial