Solidaritas Warga Sri Lanka Tetap Terlihat Saat Terjadi Serangan Teror

Solidaritas Warga Sri Lanka Tetap Terlihat Saat Terjadi Serangan Teror
Solidaritas Warga Sri Lanka Tetap Terlihat Saat Terjadi Serangan Teror

Di menara gereja, ada sebuah jam yang jarumnya berhenti pada Pukul 8.45. Itulah penanda saat terjadi ledakan - mengingatkan bagaimana masyarakat dengan semangat solidaritas ingin dipecah-belah oleh aksi kekerasan.

Gereja Santo Antoinus selama ini dikunjungi bukan hanya oleh penganut Katolik tetapi juga penganut agama lainnya di daerah tersebut.

"Meskipun saya seorang Muslim, saya harus membantu mereka karena kami semua masih keluarga di sini," kata Roshan.

"Kami semua bersahabat," tambahnya.

Sri Lanka merupakan negara dengan penduduk mayoritas beragama Budha. Namun ada juga penganut Hindu sekitar 12 persen, disusul Muslim dan Kristen masing-masing di bawah 10 persen.

Para penganut Hindu dan Budha menghormati di gereja Santo Antonius ini karena dianggap sebagai pelindung lingkungan mereka.

Solidaritas Warga Sri Lanka Tetap Terlihat Saat Terjadi Serangan Teror Photo: Seorang warga Kolombo berdoa bagi korban serangan bom bunuh diri. (ABC News: Siobhan Heanue)

Keberadaan gereja Santo Antonius merupakan pencerminan toleransi dan hubungan antaragama yang ingin dihancurkan oleh kaum radikal dari semua kepercayaan. Kelompok teroris ISIS sendiri pernah menyebutnya sebagai "zona abu-abu".

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News