Solusi Pemerintah Atasi Karhutla di Kemarau Panjang

Solusi Pemerintah Atasi Karhutla di Kemarau Panjang
Hujan buatan yang dilakukan di Kalimantan Barat. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, KALIMANTAN BARAT - Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprediksi puncak musim kemarau masih berlangsung hingga September. Menghadapi hal ini, upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus ditingkatkan, salah satunya dengan opsi hujan buatan.

"Kondisi awan sudah lebih dari 70 persen, sehingga hujan buatan memungkinkan untuk dilakukan," kata Menkopolhukam Wiranto saat memimpin peninjauan kondisi terkini penanganan karhutla di Kalimantan Barat, beberapa hari lalu.

Wiranto juga menyampaikan, ketersediaan sumber daya manusia, sumber air, sarana, dan prasarana di Kalbar sudah cukup, namun masih perlu ditingkatkan.

"Saya diminta untuk memberikan arahan. Saya kira arahan tidak perlu, karena yang diarahkan lebih tahu kondisi di lapangan, dan sudah menjalankannya dengan baik. Maka arahan saya singkat saja, terus tingkatkan doa dan usaha,” sebut Wiranto.

BACA JUGA: KLHK Segel Perusahaan Penyebab Karhutla di Jambi

Dalam laporannya, Komandan Satuan Tugas Pengendalian Karhutla (Dansatgas Dalkarhutla) Kalbar, yang diwakili oleh Kepala Staf Korem (Kasrem) 121/ABW, Kol. Inf. Achmad Solihin menyampaikan, tahun ini terjadi penurunan hotspot (titik panas) di Kalbar.

"Kondisi hotspot di Kalbar selama 1 Januari hingga 20 Agustus 2019 sejumlah 6.724. Jumlah ini menurun dibandingkan periode yang sama pada 2018, yaitu 9.991,” sebut dia.

Achmad juga melaporkan, berkat kerja keras Satgas Dalkarhutla, operasionalisasi sejumlah bandara di Kalbar masih berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

Wiranto menyatakan ketersediaan sumber daya manusia, sumber air, sarana dan prasarana di Kalbar sudah cukup, namun masih perlu ditingkatkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News