Sopir Angkot Bekasi Tolak Transjakarta

"Kami merasa rugi sejak dioperasikannya bus Transjakarta trayek Pulogebang-Bekasi," keluhnya.
Lebih lanjut Suyono mengungkapkan, ada tiga ruas jalan angkot yang bersinggungan dengan Transjakarta, yaitu Jalan Raya Sultan Agung, Jalan Raya Jendral Sudirman dan Jalan Ir. H. Juanda. Menurutnya, ketiga ruas jalan itu sangat vital bagi sopir angkot untuk membawa penumpang.
Misalnya di kolong Jembatan Layang Cakung, Jakarta Timur. Di sana sopir angkot bisa membawa penumpang dengan penuh di dalam mobil. Namun semenjak Transjakarta dioperasikan pada 28 Desember 2016 lalu, sudah jarang penumpang yang ingin naik angkot.
"Para penumpang jadi beralih ke Tranjakarta. Kami semua hanya kebagian penumpang jarak dekatnya saja. Paling jauh tujuan Kranji atau Harapan Indah Bekasi yang ongkosnya Rp 2.000 per orang," terang Suyono.
Akibat gesekan trayek itu, kata dia, pendapatan para sopir kian lesu. Biasanya dalam sehari dia mampu mendapatkan uang sekira Rp 200.000. Uang sebanyak itu belum termasuk setoran Rp 110.000 kepada pemilik angkot, bahan bakar minyak Rp 50.000 dan sisanya Rp 60.000 dibawa sopir untuk keperluan di rumah.
"Kalau sekarang cuma bawa pulang uang Rp 30.000 saja per hari. Bahkan ada sopir yang tidak bawa uang pas pulang karena keburu habis untuk operasional di lapangan," jelas Suyono. (dhy/zul)
Ratusan sopir angkot K-01 jurusan Bekasi-Pulogadung mendatangi Kantor Wali Kota Bekasi, Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kamis (19/1).
Redaktur & Reporter : Adil
- Mau Kabur ke Luar Kota, Pelaku Pembunuhan Wanita di Bekasi Ditangkap
- Bea Cukai Dukung UMKM di Bekasi dan Makassar Tembus Pasar Ekspor Lewat Kegiatan Ini
- Pramono Wajibkan ASN DKI Naik Transportasi Umum Tiap Rabu, Laporan Pakai Swafoto
- Bayi Perempuan Dibuang di Depan Rumah Warga Bekasi
- Wanita Tewas Diduga Dibunuh di Penginapan Bekasi, Kondisinya Memilukan
- Janji Dedi Mulyadi kepada Warga yang Tergusur Proyek Pelebaran Sungai Bekasi