Soroti Kesenjangan Guru Madrasah dengan Sekolah Umum, Bamsoet: Sangat Ironis!

Soroti Kesenjangan Guru Madrasah dengan Sekolah Umum, Bamsoet: Sangat Ironis!
Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet menerima kunjungan pengurus PGMI yang terdiri dari Syamsudin (ketua) , Suhardi (sekretaris), Ketua DPW PGMI DKI Jakarta Makhrus, Sekretaris DPW PGMI DKI Jakarta Edi Sulaksono, dan Anggota DPW PGMI DKI Jakarta Nurlaelah, Kamis (14/10). Foto: Humas MPR RI

Madrasah juga berperan membantu menciptakan suasana kesejukan dan moderasi beragama.

"Dari madrasah, anak bangsa bisa didik mengenai pentingnya merajut perbedaan dan keragaman melalui tradisi keagamaan dan kearifan lokal," kata Bamsoet lagi.

Data Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama meyebutkan, jumlah madrasah di Indonesia, baik negeri maupun yang dikelola swasta sebanyak 83.551 unit dengan jumlah siswa mencapai 9,6 juta, guru 929.511, dan tenaga pendidik mencapai 140.636.

Dia menegaskan besarnya potensi para siswa madrasah tersebut tentunya harus didukung dengan keberpihakan negara yang ditunjukan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam menjamin kesejahteraan para guru dan tenaga didiknya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menilai prestasi peserta didik madrasah juga sangat mengagumkan.

Sebagai contoh, tim robotik Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 1 Kota Makassar berhasil menyabet 4 gelar juara sekaligus dalam ajang Asean Robotic Day (ARD) yang digelar September 2021.

"Ini menunjukkan siswa madrasah siap menghadapi era industri 4.0 dan Cybion (Cybernetics, Biologi and Ontology)," pungkasnya. (mrk/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

TKD Guru SD di DKI Jakarta bisa mencapai Rp 6,5 juta, sedangkan guru madrasah hanya Rp 1 juta belum dipotong pajak, Bamsoet: sangat ironis!


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News