Soroti Kesenjangan Guru Madrasah dengan Sekolah Umum, Bamsoet: Sangat Ironis!

Soroti Kesenjangan Guru Madrasah dengan Sekolah Umum, Bamsoet: Sangat Ironis!
Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet menerima kunjungan pengurus PGMI yang terdiri dari Syamsudin (ketua) , Suhardi (sekretaris), Ketua DPW PGMI DKI Jakarta Makhrus, Sekretaris DPW PGMI DKI Jakarta Edi Sulaksono, dan Anggota DPW PGMI DKI Jakarta Nurlaelah, Kamis (14/10). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo atau akrab disapa Bamsoet menyoroti kesenjangan yang terjadi antara guru madrasah dengan guru yang mengajar di sekolah umum.

Dia mencontohkan terkait tunjangan kinerja daerah atau TKD.

Bamsoet menyebutkan TKD guru SD di DKI Jakarta bisa mencapai Rp 4,3 juta hingga Rp 6,5 juta per bulan.

Hal tersebut berbanding terbalik dialami guru madrasah yang hanya Rp 1 juta per bulan, termasuk termasuk potongan pajak 15 persen dan belum pernah ada kenaikan selama 10 tahun terakhir.

"Kondisi di berbagai daerah lain juga hampir sama. Sangat ironis," kata Bamsoet usai menerima kunjungan pengurus Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) di Jakarta, Kamis (14/10).

Dia pun menyarankan agar regulasi yang jelas untuk menyetarakan TKD guru madrasah dengan sekolah umum sebagai penghormatan sekaligus keberpihakan terhadap jasa dan pengabdian para guru.

Ketua DPR RI ke-20 ini menegaskan madrasah merupakan aset kekayaan pendidikan nasional.

"Keberadaan madrasah yang menggabungkan pendidikan keagamaan dengan pendidikan formal sangat membantu bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam," ujarnya.

TKD Guru SD di DKI Jakarta bisa mencapai Rp 6,5 juta, sedangkan guru madrasah hanya Rp 1 juta belum dipotong pajak, Bamsoet: sangat ironis!

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News