Soroti Utang Luar Negeri Indonesia, Syarief Hasan: Pemerintah harus Berhati-hati

"Kemampuan negara membayar utang bersama bunga utang yang tinggi perlu dikaji kembali. Apalagi, tren utang semakin tinggi, sementara penerimaan negara makin berkurang," tuturnya.
Selain itu, politikus kelahiran Palopo, Sulawesi Selatan tersebut menilai banyak rambu-rambu yang direkomendasikan IMF dilanggar oleh Pemerintah.
“Pemerintah telah menghadapi suatu kondisi di mana defisit penerimaan negara mencapai Rp 219 triliun hingga Juni 2021. Sementara itu, Pemerintah memiliki likuiditas yang rendah sehingga kesulitan membayar kewajiban-kewajiban nya," kata dia.
Oleh karena itu, Syarief mewanti-wanti pemerintah untuk mengelola ekonomi secara baik dan fokus menyelesaikan masalah Covid-19 sembari menguatkan perekonomian nasional yang disebutnya masih resesi.
"Pemerintah harus berhati-hati, sebab rasio utang terhadap PDB semakin mendekati ambang batas 60 persen sesuai dengan UU Keuangan Negara. Apalagi, rasio utang Indonesia kemungkinan masih akan terus naik, terutama akibat tekanan Pandemi Covid-19," pungkas Syarief Hasan. (*/jpnn)
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan soroti persoalan utang Indonesia yang makin membengkak, begini kritiknya.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Siap Fasilitasi Pemda Atasi Masalah Sampah
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- Waka MPR Lestari Moerdijat Minta Pemerintah Segera Memperbaiki Tata Kelola Pendidikan
- Anggota MPR Lia Istifhama Serap Aspirasi Masyarakat Bertajuk Ekonomi Kerakyatan
- MPR Resmi Bentuk Organisasi Ini, Tugasnya Bantu Pemerintah Urus Masalah di Papua
- Ini Respons Ketua MPR Ahmad Muzani soal Usulan 3 April jadi Hari NKRI