'Sosok Islami' Diperebutkan Jelang Pilpres 2019

'Sosok Islami' Diperebutkan Jelang Pilpres 2019
'Sosok Islami' Diperebutkan Jelang Pilpres 2019
'Sosok Islami' Diperebutkan Jelang Pilpres 2019 Photo: Habib Rizieq adalah Ketua Pembina Persaudaraan Alumni 212 (Reuters: Iqro Rinaldi)

Saat ditanya bukankah Joko Widodo juga adalah beragama Islam dan berupaya melakukan pembangunan untuk penduduk Indonesia yang mayoritas Muslim, Ustadz Bernard mengatakan, "upayanya masih kurang".

"Orang Islam itu banyak, ada yang abangan, ada yang cuek, ada pula yang memenjarakan ulamanya sendiri dan kita juga lihat keberpihakan Jokowi malah kepada bangsa lain, seperti orang-orang China yang datang begitu saja lalu diberi pekerjaan."

Tapi Ustadz Bernard menolak dengan tegas jika kelompoknya ingin mengubah Indonesia menjadi negara Islam, dengan alasan banyaknya komunitas minoritas dari agama lain yang perlu dilindungi sesuai ajaran Islam.

"Islam itu adalah agama toleran, tapi tentu ada yang perlu diperangi jika mereka juga memerangi dan menghina kami, jadi Islam itu bisa bersifat lembut, tapi juga tegas."

'Sosok Islami' Diperebutkan Jelang Pilpres 2019 Photo: Dua kubu Joko Widodo dan Prabowo Subianto akan lanjutkan pertarungan pada Pemilihan Presiden RI 2019. (Reuters/Beawiharta)

Menurut Dr Muradi memberikan label pro asing dan anti-Islam kepada Presiden Jokowi tidaklah pernah terbukti, tetapi isunya terus dimainkan.

"Kampanye #2019gantipresiden itu bukan semata-mata dari Muslim, tapi ada juga orang-orang Gerindra dan mereka yang bukan Muslim. Strategi yang dimainkan oleh 212 dan kubu lawan Jokowi lainnya ini lebih pada blocking politik," ujarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News