Spanduk Bergoyang-goyang, Sejoli Sedang Bercinta

Spanduk Bergoyang-goyang, Sejoli Sedang Bercinta
Sejumlah pengungsi korban erupsi Sinabung tidur-tiduran di lokasi pengungsian, Jumat (21/8/2015). Foto: Anita/PM

Dua gadis tanggung yang sedang mengobrol di bawah pohon rindang, mencurahkan keluh kesah mereka. Keduanya mengaku sempat trauma karena pada suatu malam mereka sempat memergoki pasangan sedang "begituan".

"Ketika berjalan, aku melihat ada balai-balai yang dikelilingi spanduk. Saat itu spanduk itu bergoyang-goyang. Karena penasaran aku bukalah spanduk itu sedikit. Setelah spanduk terbuka, betapa terkejutnya aku ada dua orang berlainan jenis sedang bergumul. Karena kaget bercampur takut aku lari meninggalkan balai-balai itu," kenangnya.

Pemandangan itu katanya, sangat membekas dibenaknya. Karena hal itu belum waktunya untuk dilihatnya.

Lain lagi dengan pengalaman Nelly (17) pengungsi asal desa yang sama. Dia mengaku risau dengan kondisi di pengungsian. Setiap kali pacarnya datang, dia merasa tidak ada tempat yang enak untuk mengobrol.

Karena itu, remaja berumur 17 tahun tersebut selalu mengajak pacarnya untuk keluar dari lokasi pengungsian. "Tapi, ketika kami pacaran di luar, saya takut nggak bisa mengontrol diri. Saya takut hamil," katanya mengakhiri.

Sehingga dampak psikologis ini akan mempengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku korban bencana dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Dampak dari bencana menyentuh semua aspek kehidupan seperti kehilangan kehidupan yang teratur. Sementara jumlah pengungsi asal desa Gurki yang tinggal di posko tersebut berjumlah 1226 jiwa/404 KK. (cr-7/deo)

 

BATU KARANG - Sejumlah warga korban erupsi Gunung Sinabung yang berasal dari Desa Gurukinayan yang tinggal di posko pengungsian Jambur Lau Buah Batu


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News