Spekulasi soal Terorisme Berpotensi Mengganggu Kerja Densus 88

Spekulasi soal Terorisme Berpotensi Mengganggu Kerja Densus 88
Ilustrasi anggota Densus 88 Antiteror menangkap tersangka teroris JI di Bekasi dan Jakarta, Jumat (10/9/2021). Foto: ANTARA/HO

jpnn.com, JAKARTA - Penangkapan Abu Rusydan oleh Densus 88-AT Mabes Polri merupakan langkah maju untuk menyasar jajaran top elit Jamaah Islamiyah. Kali ini Densus 88 melakukan penangkapan terhadap empat anggota Dewan syuro JI, termasuk Abu Rusydan.

Peran AR sendiri sangat penting dalam tubuh Jamaah Islamiyah. Dia adalah orang yang paling berpengaruh dalam proses metamorfosis JI dari era Para Wijayanto hingga saat ini.

Abu Rusydan tercatat banyak menyalurkan pemikirannya bagi JI, terutama dalam menghadapi berbagai situasi sosial dan politik di Indonesia yang dinamis.

Jamaah Islamiyah adalah salah satu organisasi teror terlarang yang hingga saat ini bergerak rapi dengan pola pendanaan, rekrutmen dan program yang sistematis. Densus sejak lama mencium gerakan Jamaah Islamiyah ini.

Dua hal paling krusial, yakni pendanaan dan regenerasi, berusaha diurai dan dipatahkan dengan beberapa penangkapan dalam satu tahun terakhir.

“Sayangnya, beberapa orang yang mengaku pengamat terorisme masih saja mengeluarkan asumsi-asumsi yang tidak konstruktif,” kata direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi, di Jakarta Senin (13/9).

Pernyataan Islah ini menyikapi apa yang dikatakan oleh Ridlwan Habib, pengamat terorisme Universitas Indonesia yang menganggap penangkapan Abu Rusydan bisa memicu aksi balasan dari Jamaah Islamiyah.

Menurut Ridlwan, Abu Rusydan adalah figur yang sangat terkenal di kelompoknya dan banyak memiliki pengikut secara online, yang selama ini bisa memicu lone wolf.

Beberapa orang yang mengaku pengamat terorisme masih saja mengeluarkan asumsi tidak konstruktif yang justru berpotensi mengganggu kerja Densus 88

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News