Spekulasi soal Terorisme Berpotensi Mengganggu Kerja Densus 88
“Pernyataan seperti ini bisa mengganggu produktivitas dan efektivitas kerja Densus 88, selain juga bisa menimbulkan efek ketakutan di tengah masyarakat,” kata Islah.
Persoalan ideologi teror seringkali melekat dengan momentum yang diinisiasi oleh seruan maupun pernyataan orang lain. Pernyataan pengamat yang menimbulkan rasa takut seperti ini, terbukti disambut oleh Menteri Luar Negeri Jepang dengan seruan agar warga menjauh dari tempat ibadah dan fasilitas gedung yang identik dengan Barat karena adanya ancaman bom bunuh diri.
“Lebih baik jika tidak memiliki fakta eskalasi ancaman teror yang potensial, lebih baik tidak mengeluarkan pernyataan dan asumsi sembarangan, karena dampak buruknya bagi masyarakat akan sangat terasa, terlebih pada saat pandemi seperti sekarang,” tutur dia.
Dalam pernyataan terpisah, Kabag Ban Ops Densus 88, Kombes Aswin Siregar mengatakan bahwa semua tindakan Densus 88 selalu menempatkan keamanan publik sebagai prioritas utama.
Bekerjasama dengan semua komunitas masyarakat, Densus 88 secara terus menerus melakukan peninjauan operasi dan perencanaan kontijensinya. Densus 88 juga senantiasa bekerjasama dengan lembaga pusat dan daerah, layanan darurat dan lembaga terkait lainnya.
“Densus 88 tidak pernah berhenti bergerak, baik dalam pencegahan maupun penindakan,” kata Aswin menutup pernyataannya. (dil/jpnn)
Beberapa orang yang mengaku pengamat terorisme masih saja mengeluarkan asumsi tidak konstruktif yang justru berpotensi mengganggu kerja Densus 88
Redaktur & Reporter : Adil
- BNPT Serahkan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan untuk 18 Pengelola Objek Vital
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa
- Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen Sistem Pengamanan Jelang World Water Forum
- Kepala BNPT Ingatkan Waspadai Perkembangan Ideologi Terorisme dari Akarnya
- Ditangkap Densus, 8 Orang Kelompok Jemaah Islamiyah Jadi Tersangka
- Inilah Sosok yang Ditangkap Densus 88 di Palu