Spin Off Bank Jatim Syariah Terganjal

Meski kenaikan kredit hanya 4,15 persen, Bank Jatim mampu mencetak pertumbuhan laba bersih hingga 31,57 persen.
Pertumbuhan laba tersebut terutama berasal dari pengurangan porsi kredit yang kurang prospektif, termasuk salah satunya kredit infrastruktur.
Menurut Ferdi, kredit infrastruktur cukup berisiko. Sebab, dana pemerintah untuk proyek-proyek infrastruktur hingga kini masih belum banyak yang cair.
’’Jadi, dana yang turun itu lebih sedikit daripada alokasi kebutuhan dana untuk proyek itu. Makanya, kami mencari kredit ke sektor lain. Misalnya, rumah sakit yang jelas pendapatannya, yakni dari pasien,’’ kata Ferdi.
Upaya peningkatan kinerja Bank Jatim konvensional diharapkan juga akan berdampak pada kinerja UUS Bank Jatim.
Setelah berupaya memperbaiki kinerja, Bank Jatim akan kembali mengajukan spin off kepada OJK pada September agar prosesnya bisa diselesaikan pada Desember 2017.
Untuk modal, Bank Jatim telah mampu menyuntikkan dana Rp 500 miliar.
Koperasi karyawan Bank Jatim juga siap menyuntikkan modal Rp 2 miliar untuk spin off UUS Bank Jatim.
Keinginan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) melakukan spin off unit usaha syariah (UUS) terganjal.
- SLIK OJK Alat Bantu Bagi Bank, Bukan Penghambat Penyaluran Kredit
- Direktur Pegadaian Dinilai Berhasil Membangun Layanan Bank Emas
- 6 Lender Rugi Miliaran, Akseleran Didesak Realisasikan Klaim Asuransi Gagal Bayar
- Dorong Pengembangan UMKM-K, ASIPPINDO Tegaskan Komitmen Wujudkan Asta Cita Pemerintah
- Beri Layanan Trading yang Aman, Dupoin Resmi Terdaftar di OJK
- Penetrasi Keuangan Syariah Rendah, OJK Minta Pelaku Usaha Melakukan Ini