Sprindik Palsu Dinilai Sebagai Taktik KPK

Sprindik Palsu Dinilai Sebagai Taktik KPK
Sprindik Palsu Dinilai Sebagai Taktik KPK

jpnn.com - JAKARTA - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhi M Massardi, menilai positif beredarnya selebaran yang mirip Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Menteri Energi Sumbedaya Mineral (ESDM), Jero Wacik.

Bahkan Adhi menduga isi dalam selebaran tersebut benar dan sengaja dibocorkan untuk membaca sejauh mana dukungan masyarakat terhadap upaya lembaga KPK  menyeret Jero Wacik ke jalur hukum terkait dugaan korupsi di tubuh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

"Bagus, ini bagian dari taktik KPK melawan koruptor di pusat kekuasaan. Saya mendukung segala taktik KPK, sepanjang itu untuk menggasak koruptor," ujarnya di Jakarta, Jumat (6/9).

Alasannya, karena menembus korupsi di pusat kekuasaan sangat sulit. Benteng kekuasaan tak mudah ditembus, bahkan oleh kekuatan yang ada di KPK. Adhi pun mengistilahkan selebaran mirip sprindik Jero tersebut ibarat serangan udara.

"Kalau lawan masih banyak dan kuat, sprindik bocor kan bisa diabaikan, dibatalkan. Namun bila dukungan publik terhadap langkah KPK kuat dan ada indikasi di pusat kekuasaan terbelah, seperti pada kasus Anas (Anas Urbaningrum), maka langkah KPK bisa sangat leluasa," ujarnya.

Saat ditanya terkait adanya tulisan tangan dalam selebaran sprindik yang bertuliskan menunggu persetujuan RI-1, Adhi menilainya sebagai bagian dari perang syaraf.

"Kalau Jero tidak segera jadi TSK (tersangka) dan ditahan, berarti kita tahu, SBY tidak setuju," ujarnya.(gir/jpnn)


JAKARTA - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhi M Massardi, menilai positif beredarnya selebaran yang mirip Surat Perintah Penyidikan (Sprindik)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News