Sri Mulyani Berharap Bimbingan IMF, Rizal Ramli Meradang

"Saya dulu ekonom yang menentang masuknya IMF. Saya bilang keras-keras, Indonesia tidak butuh IMF," ungkap Rizal.
Namun, kata dia, Presiden Soeharto justru meneken perjanjian dengan IMF.
Bos IMF kala itu yaitu Michel Camdessus menyaksikan momen penandatanganan tanggal 15 Januari 1998 itu sambil menyilangkan kedua lengan di dada.
Sementara Soeharto membungkuk untuk menandatangani Letter of Intent (LoI). Inilah momen kekalahan Indonesia oleh IMF.
Kekhawatiran RR soal IMF bukan tanpa alasan. Eks Menteri Keuangan itu melihat beberapa negara malah terperosok makin dalam sejak IMF masuk mengurusi ekonomi.
Menurut RR, butuh bertahun-tahun hingga Indonesia bisa keluar dari krisis ekonomi itu.
Dia membandingkan sikap Malaysia yang menolak IMF dan mengeluarkan kebijakan ketat soal moneter. Hasilnya mereka dengan mudah keluar dari krisis.
Oleh karena itu, saat RR menjadi Menko Perekonomian era Presiden Abdurahman Wahid, dirinya menolak secara tegas saran IMF.
Rizal Ramli menanggapi Menkeu Sri Mulyani yang berharap bimbingan Bank Dunia dan IMF mengatasi masalah utang luar negeri.
- Versi IndoStrategi, Abdul Mu'ti Jadi Menteri dengan Nilai Performa Tertinggi
- Siasat Sri Mulyani untuk Meredam Tarif Resiprokal Amerika Serikat
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Sepakat dengan IMF, Ekonom Bank Mandiri Sebut Indonesia Salah Satu Pusat Ekonomi Dunia
- IMF Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh di Bawah 5%, Ekonom Bilang Begini
- Modernland Realty Pangkas Beban Utang Obligasi Luar Negeri Sebesar Rp1,7 Triliun