Stok Rompi Antipeluru Tak Sebanding dengan Jumlah Polri

Stok Rompi Antipeluru Tak Sebanding dengan Jumlah Polri
Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar. Foto: dok/JPNN.com

Enam teroris yang beraksi di Tuban masih masuk kategori amatir. Sehingga serangan yang mereka lakukan tidak efektif. Bahkan malah berujung maut. ”Mereka nggak latihan. Buktinya nembak nggak benar,” ucap Boy.

Namun, Polri tidak menganggap ramah. Sebab, sebelum diberantas sampai akarnya teroris tidak akan berhenti menyerang. Saat ini, polisi jadi target mereka. Untuk itu, Mabes Polri menginstruksikan agar seluruh anggota mereka waspada.

Polda Jabar menjadi salah satu yang cepat tanggap. Sejak Minggu (9/4) mereka memperketat pengaman sejumlah pos polisi. Aparat yang berpatroli pun tidak boleh sendiri. Minimal dua orang. Menurut pengamat terorisme Al Chaidar pun membenarkan bahwa polisi harus lebih waspada. Sebab, teroris di Indonesia semakin brutal. ”Saya kira sudah sangat siaga. Sudah red alert,” ungkapnya.

Karena itu, melengkapi setiap polisi lalu lintas dengan rompi antipeluru menjadi salah satu kebutuhan. ”Sudah sangat mendesak,” ujar Al Chaidar. (byu/syn/jpnn)


Serangan terhadap anggota polisi lalu lintas di Tuban tiga hari lalu menunjukkan bahwa anggota polisi rentan dibidik kelompok teroris. Itu adalah


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News