Strategi Pemasaran Crossborder Mulai Dipanaskan di Kalbar

Strategi Pemasaran Crossborder Mulai Dipanaskan di Kalbar
Menpar Arief Yahya. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, PONTIANAK - Kampanye penyusunan strategi pemasaran crossborder mulai digeber Menpar Arief Yahya dari Hotel Mercure, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (20/4).

Lewat Focus Group Discussion (FGD) yang digelar divisi Strategi Pemasaran Nusantara, Kemenpar itu terus mencari ruang untuk menangkap peluang baru di titik-titik lintas batas dengan negara tetangga.

Fokusnya tentu saja mengarah ke wilayah terluar di Kalimantan Barat. Spot yang dipilih pasti wilayah yang bersinggungan dengan Malaysia. Dari mulai Sambas (Paloh dan Sajingan Barat), Bengkayang (Siding dan Jagoi Babang), Sintang (Ketunggu Hulu dan Ketunggu Tengah), Kapuas Hulu (Puring Kencana) dan Sanggau (Entikong dan Sekayam), semua dipetakan satu per satu.

Semuanya diurai detail, dicarikan formula ideal yang berujung pada peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara.

“Tiap wilayah punya karakter yang berbeda. Dan forum ini mencari solusi dan formula yang pas, yang cocok dengan wisman yang berdekatan dengan wilayah perbatasan,” ungkap Plt Asdep Strategi Nusantara Kemenpar, Hariyanto, Kamis (20/4).

Tahun lalu, Sanggau, Entikong, Sambas dan Aruk banjr wisman asal Malaysia. Pemicunya even crossborder tourism yang digelar Kemenpar. Dari mulai suguhan musik dangdut, Melayu, permainan rakyat, budaya Dayak, semuanya sukses membius warga Malaysia.

Tapi, saat itu wisman-wisman Malaysia dan Brunei Darussalam baru sekedar numpang lewat. Belum ada yang menetap dalam jangka waktu lebih dari 1 hari untuk berwisata di sekitar Kalimantan Barat.

“Sebetulnya ada peluang bisnis baru di sini. Apalagi kabupaten-kabupaten di wilayah terluar Kalimantan Barat memiliki potensi wisata yang menarik. Banyak obyek wisata yang bagus, mulai dari keindahan alam, budaya, kuliner dan lainya. Ini yang harus segera digarap menjadi wisata crossborder unggulan,” tambah pria berkacamata itu.

Yang ingin dibidik, tentu acara yang lebih heboh. Goal-nya, pasti atraksi yang lebih menarik. Apalagi akses cross border sudah diperbaiki. Infrastruktur jalan dan pos lintas batas negara sudah sangat oke. Warga Malaysia sudah dibuat lebih nyaman untuk melintas ke Indonesia.

“Bisa saja nanti dibuatkan paket wisata crossborder. Selain nonton musik dengan artis papan atas, wisman Malaysia juga bisa sekalian digiring trekking riam, trail fun bike, dan jungle flying fox. “Dan Kalimantan Barat punya itu semua. Saya yakin konsep ini akan menarik minat wisman karena banyak agenda wisata yang menarik. Apalagi pos lintas batas sudah bagus sehingga makin memudahkan warga Malaysia dan Brunai berkunjung melalui jalur darat,” katanya.

Menpar Arief Yahya pun ikut mendorong crossborder tourism. Dia ingin, ke depannya, crossborder tourism mampu mendatangkan banyak wisman seperti di Eropa.

“Di mana-mana, crossborder itu bisa menjadi generator baru untuk menembus wisatawan mancanagara. Di Prancis, Spanyol, dan banyak Negara Eropa sudah menempuh cara ini untuk menaikkan wisman dari crossborder,” jelas Menpar Arief Yahya.

Yang jelas, setelah FGD penyusunan strategi pemasaran crossborder, konsistensi Festival Crossborder akan terus dilakukan. Kalau sebelumnya ditangani Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana melalui Asdep Rizki Handayani Mustafa untuk wilayah ASEAN, dan Vinsensius Jemadu untuk Asia Pasifik, maka tahun ini dipindahkan ke Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara.

“Yang sudah sukses, harus terus dioptimalisasi agar lebih konkret menghasilkan wisman dan wisnus,” jelasnya.

Dengan pola seperti ini, mantan Dirut Telkom itu yakin, akan bermunculan banyak peluang bisnis barui di wilayah perbatasan. Perbatasan tidak lagi sepi, tidak lagi dianggap sebagai daerah pinggiran. Tetapi justru menjadi wilayah terdepan Indonesia.

Kampanye penyusunan strategi pemasaran crossborder mulai digeber Menpar Arief Yahya dari Hotel Mercure, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (20/4).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News