Su-27 Rusia & MQ-9 AS Bentrok di Laut Hitam, Begini Perbandingan Kedua Mesin Perang

Fungsi utamanya adalah mengumpulkan data intelijen, tapi juga bisa menembakkan rudal dengan ketepatan sangat tinggi. Reaper bisa membawa 16 rudal Hellfire yang setara dengan kapasitas muatan helikopter serang AH-64 Apache.
Reaper bisa terbang di atas ketinggian 15 km dan dapat memantau target selama 24 jam.
Reaper adalah penerus Predator yang sudah dipensiunkan pada 2017 dan terkenal semasa perang di Irak dan Afghanistan.
Saat ini Amerika Serikat adalah pembeli terbesar Reaper di mana Angkatan Udara AS memiliki kontrak pengadaan 366 Reaper sejak 2007, dengan harga per unit 28 juta dolar AS (Rp432 miliar).
Negara-negara lain yang mengoperasikan Reaper adalah Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, India, Jepang, dan Belanda.
Su-27 Flanker
Sukhoi Su-27 pertama kali masuk skuadron tempur pada 1985 untuk angkatan udara Uni Soviet. Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menamai pesawat ini dengan kata sandi "Flanker".
NATO menamai pesawat-pesawat tempur Soviet sesuai dengan fungsinya. Kata sandi yang dimulai F untuk pesawat tempur (F untuk Fighting), misal Su-27 Flanker dan Mig-35 Fulcrum. Sebaliknya untuk bomber dimulai dengan huruf B (Bomber), misal Tu-22M Backfire.
Insiden membuat Amerika Serikat dan Rusia bersitegang serta membuat dunia khawatir bisa memicu konfrontasi terbuka antara kedua negara
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Pertama di Indonesia, Pertamina NRE Manfaatkan AI untuk Memastikan Keandalan PLTS
- Inilah Dampak Perang Dagang Tarif Resiprokal AS vs China Bagi Indonesia
- Bea Cukai Dukung Ekspor Perdana 273 Kg Teripang Susu Putih Asal Minahasa Utara ke AS