Suara Marni Bergetar, Menahan Kesedihan Usai Dinyatakan Positif Covid-19

Suara Marni Bergetar, Menahan Kesedihan Usai Dinyatakan Positif Covid-19
Sejumlah tenaga kesehatan, pelayat dan keluarga almarhum melakukan salat jenazah untuk dokter Oki Alfin yang sudah ditempatkan di peti mati setelah meninggal akibat COVID-19. Foto: FB Anggoro

jpnn.com, PEKANBARU - Marni (23) harus menahan sesak di dada, terhimpit depresi sesaat ia dideteksi telah terpapar COVID-19.

Mau menangis sepertinya air matanya tidak akan bisa keluar, apalagi menangis pun tidak akan bisa mengubah keadaan dirinya yang sudah terpapar virus mematikan itu.

Awalnya, saat terpapar COVID-19, Marni (nama samaran, red) sama sekali tidak merasakan gejala apa pun, dan ia disarankan untuk isolasi di rumah saja.

“Isolasi di rumah saja karena tidak ada gejala apapun dan awalnya, Senin aku dites usap, Selasa terasa demam tapi cuma satu hari, Rabu udah lebih baik. Pada Rabu itu juga hasil tes usap saya keluar, saat itu langsung dikontak atasan untuk disuruh pulang karena hasilnya positif,” kata Marni.

Dia kembali mengisahkan dirinya pada hari keenam saat menjalani isolasi di rumah saja, dan saat itu pun mulai merasakan tidak bisa mencium bau, batuk dan susah bernafas. Ia langsung menghubungi dokter dan langsung dirujuk ke RSD Madani Kota Pekanbaru.

Di rumah sakit itu, Marni langsung diberi penanganan saturasi oksigen (SO2), sering disebut sebagai SATS, untuk mengukur persentase oksigen yang diikat oleh hemoglobin di dalam aliran darah dan fungsinya juga untuk mengetahui kebutuhan oksigen di tubuh cukup atau tidak, bisa jadi oksigen di dalam tubuh tidak sampai ke otak, dan hal itulah yang dapat menyebabkan pasien COVID-19 pingsan hingga meninggal.

Selain itu, ia juga dirontgen paru-paru, cek darah untuk mengetahui ada virus atau penyakit lain selain COVID-19 dan juga tes usap ulang.

“Tes usap ulang perlu dilakukan untuk memastikan apakah sudah negatif selama tujuh hari isolasi mandiri di kos, setelah itu dokter mengajukan untuk dirawat atau diisolasi di rumah sakit karena hasil cek oksigen menunjukkan oksigen dalam tubuh aku tidak cukup dan langsung diberikan penangan oksigen," katanya dengan suara bergetar menahan kesedihan.

Marni harus menahan sesak di dada, terhimpit depresi sesaat ia dideteksi telah terpapar virus COVID-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News