Subuh Sikh

Oleh Dahlan Iskan

 Subuh Sikh
Dahlan Iskan.

"Ada keluarga di sini atau sengaja hanya ke sini?“ tanya saya lagi.

"Hanya khusus ke sini. Tiga hari. Lusa pulang," katanyi.

Ternyata dia satu hotel dengan saya, di Hotel Taj Swarna Amritsar. Yang tarif termurahnya Rp 7 juta semalam. Sulit mencari hotel yang tidak penuh.

Setelah antre setengah jam akhirnya saya tiba di pintu masuk kuil emas. Saya ikuti saja apa yang dilakukan orang sebelum saya.

Ada yang sujud di depan pintu. Ada yang hanya menunduk sambil menyentuhkan jari ke lantai.

Di dalam ruang kuil emas ini banyak yang tidak disiplin. Seharusnya mereka hanya sebentar di dalam. Hanya untuk sujud atau menghormat ke kitab suci. Lalu keluar. Agar antrean lancar.

Namun banyak sekali yang duduk berlama-lama di pojok-pojok ruangan. Sampai saya harus melangkahi mereka. Banyak juga yang mengelap-ngelapkan tangan ke pagar pembatas kitab suci --seperti minta berkah.

Saya jadi ingat di Makkah. Begitu banyak yang memaksakan diri salat di dekat  Makam Ibrahim --sampai yang tawaf mengelilingi Kakbah tersandung-sandung tubuh yang salat.

Saya ingin tahu lebih banyak agama ini. Saya pilih ke gurdwara yang dianggap paling suci oleh agama Sikh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News