Subuh Sikh

Oleh Dahlan Iskan

 Subuh Sikh
Dahlan Iskan.

Atau begitu banyak yang berlama-lama di Multazam --belum mau meninggalkan ruang sempit dekat Kakbah itu sebelum diusir petugas.

Tentu saya hanya sebentar di ruang itu.

Di satu sudut dekat kitab suci itu terlihat lima pemain musik. Merekalah yang mengiringi lantunan lagu-lagu suci. Sepanjang hari. Tidak berhenti.

Lagunya seperti irama sufi --tetapi tidak sehalus lagu-lagu sufi Mavlana Rumi di Turki. Gendang India-nya membuat lagu sufi ini bercampur nada dinamis.

Lagu-lagu rohani itu dipancarkan ke mana-mana. Lewat jaringan pengeras suara. Pun sampai ke pojok-pojok pertokoan di sekitar gurdwara.

Keluar dari ruang di kuil emas ini mereka antre lagi. Menuju teras kuil. Untuk mengambil air suci dan meminumnya. Ada juga yang membawa jirigen kecil. Mengambil air itu untuk dibawa pulang.

Setelah minum air suci itu ibadah subuh pun selesai. Ada yang langsung keluar gurdwara. Ada juga yang duduk-duduk di halaman kuil putih.

Sambil terus membaca kitab suci.

Saya ingin tahu lebih banyak agama ini. Saya pilih ke gurdwara yang dianggap paling suci oleh agama Sikh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News