Sudah 2 Kali Jatim Menggeser DKI Jakarta, Inikah Penyebabnya?

Saifudin yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Gresik itu beralasan, kenaikan data signifikan itu karena telah menggelar tes cepat secara massal, sehingga kasus terkonfirmasi positif naik drastis.
Ia mengklaim telah melakukan sekitar 3.500 kali tes cepat dengan tujuan untuk menyelesaikan klaster-klaster besar atau pusat sebaran awal pasien positif yang ada di Gresik, seperti Klaster Sampoerna, Klaster Surabaya, Klaster Pelayaran, dan Klaster Pabean.
Alasan yang sama disampaikan Wali Kota Surabya Tri Rismaharini yang wilayahnya menjadi penyumbang kasus tertinggi di Jatim.
Wali Kota yang sangat populer ini menjelaskan, tingginya angka kasus COVID-19 di Surbaya sebagai dampak dari rapid test atau tes cepat secara masif.
"Kenaikan ini karena kita masif melakukan rapid test dan kemudian kalau reaktif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab," kata Risma saat rapat evaluasi pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bersama jajaran kepolisian dan TNI di Graha Sawunggaling, Surabaya. (antara/jpnn)
Untuk kedua kalinya, Provinsi Jatim menggeser DKI Jakarta dalam hal pertambahan harian positif COVID-19.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Telkom Siap Gelar Digiland 2025 Seusai dapat Dukungan dari Gubernur DKI Jakarta
- Terungkap Fakta Mengejutkan soal Gerai Miras di Kartika One Hotel
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Gegara Gerai Miras, Warga Kampung Sawah Ancam Geruduk Kartika One Hotel
- Sahrin Hamid: Gerakan Rakyat Jaktim Wajib Dukung Program Prorakyat Pramono-Doel
- Jatim Sumbang 25 Persen Laju Tanam Padi Nasional, Khofifah: Komitmen Wujudkan Kedaulatan Pangan