Sudah 66 Tahun Pergi dari Kampung, Dikabarkan Meninggal di Malaysia, Ternyata...

Mereka, merupakan buah cinta dari pernikahan almarhum Abdul Rahman dengan almarhumah Rahniah. Pernikahan suami-istri ini, kandas pada 1950 silam.
"Kakek dan nenek saya berpisah sekitar tahun 1950. Setelah berpisah, kakek saya, Abdul Rahman yang seorang Buya, pergi merantau. Awalnya ke Taratakbuluah, Riau. Kemudian ke Pekanbaru. Terakhir ke Tanjuangbatu, Kepulauan Riau. Sebelum merantau, kakek membawa pergi Pak Odang (saudara lelaki tertua ayah) saya, Pak Bustami," kata Zulraya, menimpali Mukhlis.
Sejak dibawa pergi ayahnya meninggalkan Batuampar- kampung elok permai yang sering dikunjungi Bung Hatta semasa kecil- Bustami tak pulang-pulang.
Mukhlis yang saat ditinggal masih dua tahun, belum ingat dengan wajah kakaknya itu.
Tapi setelah menginjak remaja atau saat berusia 14 tahun, ia mendapat kabar, Bustami melanjutkan Sekolah Rakyat di Taratakbuluah.
"Tamat dari Sekolah Rakyat di Taratak Buluah, Uwan Ami masuk SMP di Pekanbaru. Setelah tamat, beliau dibawa bapak ke Tanjuangbatu, Kepulauan Riau. Kala itu, bapak sudah menikah, dengan perempuan yang namanya sama dengan nama ibu kami, yakni Rahniah.
Waktu saya berusia 14 tahun, saya pergi menyusul Uwan Ami ke Tanjuangbatu. Tapi, seperti saya ceritakan tadi, kami tidak bertemu, " ujar Mukhlis.
Dari teman-teman Bustami di Tanjuangbatu, Mukhlis tidak dapat cerita, kenapa kakaknya, pergi dari pulau tersebut, meninggalkan ayah dan ibu tiri mereka.
SUNGGUH getir kisah hidup Bustami, pria 78 tahun asal Batuampar, Akabiluru, Limapuluh Kota, Sumbar. Setelah 66 tahun meninggalkan Ranah Minang dan
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu