Sudah 66 Tahun Pergi dari Kampung, Dikabarkan Meninggal di Malaysia, Ternyata...

Sudah 66 Tahun Pergi dari Kampung, Dikabarkan Meninggal di Malaysia, Ternyata...
Bustami di Rumah Sakit Angkatan Laut, Sorong, Papua Barat. Foto: Ist/Padang Ekspres

Tapi Mukhlis tahu, setelah pergi dari Tanjuangbatu, Bustami sempat lima bulan berada di kawasan Belakang Padang yang kini menjadi sebuah kecamatan di Kota Batam.

"Menurut orang kampung kami yang menampung Uwan selama lima bulan di Belakang Padang, Uwan pergi ke Kalimantan. Setelah itu, tak ada kabar, kecuali kabar Uwan  meninggal di Malaysia. Dan, saat kami sudah mengira Uwan meninggal di rantau orang, tiba-tiba pada Minggu lalu (4/12),  kami mendapat informasi di Facebook, ada orang Batuampar bernama Bustami, telantar di Papua," kata Mukhlis.

Dari informasi awal yang didapat Mukhlis, Bustami yang terlantar di Bumi Cendrawasih, memang mengaku sebagai putra sulung Abdul Rahman dan Rahniah asal Batuhampar.

"Saya terus terang saja, awalnya masih ragu, karena di KTP yang kami dapat, tertulis lahir tahun 1942. Padahal, Uwan kami yang hilang, lahirnya 1938.  Keluarga saya yang lain juga masih belum percaya. Lalu, kami coba komunikasi, dengan Pak Haji Adwar, orang Solok Selatan yang jadi ketua Ikatan Keluarga Minang di Papua," kata Mukhlis.

Dari Adwar, Mukhlis tidak begitu mendapat informasi, tentang pekerjaan Bustami di Papua.

Karena, Adwar sendiri, juga hanya mendapat kabar dari perantau Minang, bahwa ada orang Batuhampar, Payakumbuh, terlantar di rumah sakit.

Sebagai wujud solidaritas sesama urang awak, Adwar datang menyilau. Begitu mendapat keterangan dari Bustami, Adwar mengabarkan di jejaring sosial.

"Lewat handphone Pak Haji Adwar ini, saya sempat berbincang dengan Uwan Ami. Saya tanyakan, siapa nama teman-temanya semasa kecil. Dan dia memang menyebut, nama lima orang yang saya kenal. Saya tanya juga, kemana Uwan pergi setelah meninggalkan Tanjuangbatu? Uwan menyebut ia pergi Belakang Padang, lalu ke Kalimantan. Cocok dengan cerita yang saya dapat tahun 1964. Karena itu, saya yakin, ia kakak saya. Meski kami, belum pernah bertemu," ujar Mukhlis.

SUNGGUH getir kisah hidup Bustami, pria 78 tahun asal Batuampar, Akabiluru, Limapuluh Kota, Sumbar. Setelah 66 tahun meninggalkan Ranah Minang dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News