Sudah Teriak – teriak Tsunami Datang tapi Mereka tak Percaya

Sudah Teriak – teriak Tsunami Datang tapi Mereka tak Percaya
Boyke Iwan saat menceritakan pengalamannya bertahan setelah gempa dan tsunami di Palu. Foto: ANGGI PRADITHA/KALTIM POST

jpnn.com - Saat gempa dan tsunami menerjang, acara Audisi Indonesian Island Model Looks di Palu Grand Mall (PGM) sedang berlangsung. Boyke Iwan, warga Balikpapan ada di dalamnya. Menyelamatkan diri dari kekacauan dan ancaman tertimbun bangunan.

M RIDHUAN, Balikpapan

SALAM penutupan baru diucapkan setengah jalan. Ketika gempa bumi mengguncang Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Selatan (Sulteng) berkekuatan 7,4 skala richter (SR) pada Jumat (28/9). Semua yang ada di dalam mal panik. Berlarian keluar bangunan.

Iwan membanting mikrofon yang dipegangnya. Dia ikut berlari. “Saya sambil merangkak. Soalnya pernah melihat cara warga Jepang menghadapi gempa,” katanya.

Berhasil keluar, dia dan ratusan pengunjung berkumpul di pelataran lobi mal. Dengan ketinggian dua lantai gedung, pemandangan laut tersaji di hadapan mereka.

Namun bukannya terpesona dengan kebiruan Teluk Palu, ombak panjang tampak di kejauhan. Menggulung membentuk bencana lainnya. “Tsunami datang,” ucap Iwan.

Dia dan pengunjung lain lantas berteriak tsunami datang. Banyak warga yang masih berada di bawah. Namun respons mereka membuat Iwan mengelus dada. Banyak dari mereka tak percaya. Jadi para pejalan kaki hanya santai menyusuri jalan. Tak ada yang menghiraukan teriakan dari atas.

Ombak semakin mendekat. Pikirannya seketika melayang ke pemberitaan tsunami di Aceh pada 2004 lalu. Tak ingin berhadapan dengan alam, dia masuk lagi ke mal. Sempat menyelamatkan laptop dan tas milik orangtua peserta.

Boyke Iwan, warga Kaltim, menceritakan kisahnya saat berada di Palu Grand Mall tiba-tiba gempa dan tsunami datang menerjang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News