Sugianto Tandio, Pelopor Kantong Plastik Ramah Lingkungan

Manfaatkan Tepung Ketela, Siap Masuk Pasar Tradisional

Sugianto Tandio, Pelopor Kantong Plastik Ramah Lingkungan
INOVATIF: Sugianto Tandio memperlihatkan hasil produksinya tas plastik ramah lingkungan di pabriknya di Cikupa, Tangerang, Banten (10/3/). Foto: Hilmi Setiawan/Jawa Pos
 

Sugianto menerangkan, selisih harga bagi beberapa perusahaan tersebut tidak bisa dibandingkan dengan kontribusi mereka menjaga lingkungan dari ancaman bahaya kantong plastik. Dengan menggunakan kantong plastik yang mudah terurai, brand perusahaan juga bisa ikut terangkat. "Mungkin bisa dialokasikan dari biaya promosi," katanya.

 

Dengan inovasi tersebut, Tirta Marta mendapat penghargaan dari Pemprov DKI Jakarta. Penghargaan juga didapatkan perusahaan-perusahaan yang menggunakan kantong plastik Oxium dan Ecoplas. Penghargaan diberikan karena mereka ikut menjaga lingkungan.

 

Setelah hampir menguasai market perusahaan ritel di Indonesia, Sugianto ingin merambah pasar tradisional. Kapasitas produksi yang mencapai 3.000 ton per bulan untuk Oxium dan 500 ton per bulan untuk Ecoplas siap ditingkatkan untuk memenuhi permintaan di pasar tradisional. PT Tirta Marta juga menggandeng 12 perusahaan pembuat kantong plastik untuk menerapkan dua sistem ramah lingkungan itu.

 

Sugianto menyebutkan, kantong plastik hitam yang beredar di pasar-pasar tradisional merupakan hasil daur ulang berkali-kali. "Kondisi plastik sangat jelek. Harus diperbaiki," tegasnya.

Penemuan teknologi pembuatan kantong plastik seratus tahun silam konon merupakan terobosan. Namun, 50 tahun kemudian, muncul kesadaran bahwa kantong

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News