Suka Duka Petugas Pemungutan Suara Pemilu Amerika Serikat

Hanya Dibayar USD 100 untuk Kerja 16 Jam

Suka Duka Petugas Pemungutan Suara Pemilu Amerika Serikat
BAWA KELUARGA: Seorang warga Distrik Dranesville, McLean, Virginia, menggunakan haknya dalam pemilihan presiden AS, pekan lalu. Foto: Redhi Setiadi for Jawa Pos
Hari itu, perempuan energik tersebut memang ditunjuk oleh lembaga pemilu setempat sebagai ketua PPS (panitia pemungutan suara, chief election officer). "Ini merupakan bakti saya kepada negara," kata Vicki.

 

Pensiunan pegawai federal itu mengaku sudah 11 tahun terlibat dalam urusan pemilu. Sejak pensiun dari salah satu perpustakaan milik pemerintah federal di Washington DC, dia memang mencurahkan sebagian besar waktunya untuk kerja-kerja sosial. Termasuk, mengurusi pemilu di lingkungan tempat tinggalnya. Tahun ini merupakan kali ketiga bagi Vicki menangani langsung pemilihan presiden.

 

Seperti di Indonesia, menjadi anggota PPS di AS merupakan kerja sukarela (voluntary). Meski begitu, mereka tetap diberi tunjangan transportasi dan uang makan sebesar USD 100 atau setara Rp 960 ribu untuk bekerja selama 16-18 jam saat hari H pemungutan suara.

 

Namun, tunjangan tersebut juga bersifat sukarela. Sebab, ada beberapa anggota PPS yang benar-benar tidak mau dibayar meski hanya biaya transportasi. Misalnya, salah seorang staf Vicki yang tidak mau namanya ditulis.

 

Salah satu unsur penting dalam suksesnya pemilu AS pekan lalu adalah para petugas pemungutan suara (election official). Merekalah yang bertanggung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News