Suka Duka Petugas Pemungutan Suara Pemilu Amerika Serikat
Hanya Dibayar USD 100 untuk Kerja 16 Jam
Rabu, 14 November 2012 – 00:01 WIB
Hari itu, perempuan energik tersebut memang ditunjuk oleh lembaga pemilu setempat sebagai ketua PPS (panitia pemungutan suara, chief election officer). "Ini merupakan bakti saya kepada negara," kata Vicki.
Baca Juga:
Pensiunan pegawai federal itu mengaku sudah 11 tahun terlibat dalam urusan pemilu. Sejak pensiun dari salah satu perpustakaan milik pemerintah federal di Washington DC, dia memang mencurahkan sebagian besar waktunya untuk kerja-kerja sosial. Termasuk, mengurusi pemilu di lingkungan tempat tinggalnya. Tahun ini merupakan kali ketiga bagi Vicki menangani langsung pemilihan presiden.
Seperti di Indonesia, menjadi anggota PPS di AS merupakan kerja sukarela (voluntary). Meski begitu, mereka tetap diberi tunjangan transportasi dan uang makan sebesar USD 100 atau setara Rp 960 ribu untuk bekerja selama 16-18 jam saat hari H pemungutan suara.
Namun, tunjangan tersebut juga bersifat sukarela. Sebab, ada beberapa anggota PPS yang benar-benar tidak mau dibayar meski hanya biaya transportasi. Misalnya, salah seorang staf Vicki yang tidak mau namanya ditulis.
Salah satu unsur penting dalam suksesnya pemilu AS pekan lalu adalah para petugas pemungutan suara (election official). Merekalah yang bertanggung
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor