Sultan Sebut Regenerasi Petani Indonesia dalam Posisi Mengkhawatirkan

Sultan Sebut Regenerasi Petani Indonesia dalam Posisi Mengkhawatirkan
Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin (dua dari kiri). Foto: humas DPD RI

"Namun, ada juga (petani, red) yang berpakaian rapi dengan penghasilan yang layak serta menjanjikan," ujar mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu.

Dia lantas menyodorkan data sensus pertanian 2013 yang menunjukkan porsi rumah tangga usaha pertanian untuk kelompok petani muda yang usianya kurang dari 35 tahun hanya 12,87 persen, jauh lebih rendah dibanding usia menengah (35-54 tahun) 54,37 persen dan petani usia lanjut (lebih dari 54 tahun) 32,76 persen.

Dibandingkan dengan porsi rumah tangga usaha pertanian kelompok umur di atas 54 tahun yang segera memasuki masa istirahat atau pensiun, ternyata tidak dapat tergantikan oleh porsi kelompok umur kurang dari 35 tahun (32,76 persen berbanding 12,87 persen).

Dia menyebut berdasarkan perbandingan hasil sensus pertanian 2003 dengan 2013 terbukti dalam 10 tahun terakhir telah terjadi penurunan rumah tangga petani sekitar 15 persen.

Hasil sensus pertanian tahun 2003 menunjukkan rumah tangga petani sebanyak 31.232.184 dari total rumah tangga 56.041.000 atau 55,73 persen. Hasil sensus  2013 melaporkan rumah tangga petani sebanyak 26.135.469 dari total rumah tangga 64.041.200 atau 40,81 persen.

Kondisi itu menurut Sultan menimbulkan kekhawatiran bahwa penduduk yang bekerja di sektor pertanian mengalami penurunan akibat tidak mulusnya regenerasi petani.

"Jumlah penduduk yang berusaha pada sektor pertanian telah terbukti menurun. Jika ini dibiarkan terjadi, maka kita diambang ketergantungan pangan terhadap negara lain,' pungkas Sultan B Najamudin. (*/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Sultan menyoroti prediksi Bappenas yang menyatakan pada 2063 tidak ada lagi profesi petani di Indonesia.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News