Survei Nasional Ungkap Pandangan Warga Australia soal Menikah dan Punya Anak

Survei Nasional Ungkap Pandangan Warga Australia soal Menikah dan Punya Anak
Liana mengatakan ia lebih pilih memberikan uangnya kepada orang tuanya yang telah membesarkannya. (ABC News: Rashmi Ravindran)

Baca dalam Bahasa Inggris | dalam Bahasa Mandarin

Liana Tran membuat keputusan saat usianya masih di awal 20 tahun: dia tak ingin punya anak atau menikah.

"Mereka mengatakan punya anak itu berharga, tetapi para ibu selalu kelihatan lelah dan tidak pernah punya waktu luang," kata Liana. 

Keputusan yang menurutnya logis, tapi bagi seorang yang punya keturunan Tiongkok dan Vietnam, meyakinkan orang tuanya soal keputusannya tersebut bukanlah hal yang mudah.

"[Orang tua saya] benar-benar menentangnya," katanya.

"Secara budaya mereka berharap kita menikah, punya anak, jadi kakek nenek bisa menjaga anak, lalu kakek nenek bisa bahagia."

"Tapi saat saya membuat keputusan, mereka bilang, 'Kamu akan berubah pikiran ketika kamu bertambah tua,' tapi saya belum berubah pikiran dan sepertinya mereka menyerah soal keputusan saya."

Liana, pekerja di bidang teknik berusia 31 tahun, sudah membaca penelitian untuk mengkonfirmasi apa yang sudah dia duga sebelumnya: pernikahan tidak secara otomatis mengarah pada kebahagiaan.

Apakah warga Australia butuh anak untuk kepuasan hidup? Survei nasional Australia Talks menemukan kebanyakan orang di Australia mengatakan tidak

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News