Suspect Ebola Madiun Makin Parah

Muncul Pasien Baru di Kediri

Suspect Ebola Madiun Makin Parah
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare, Kediri, saat ini merawat A, TKI yang menunjukkan gejala mirip penderita virus ebola yang tengah mewabah di Afrika itu. Foto: Radar Kediri

”Selama delapan hari ke depan, kami akan terus meningkatkan kewaspadaan,” imbuhnya.

Hingga kemarin siang, Muh terhitung menjalani hari ke-13 isolasi sejak awal karantina di Liberia. Awal merasakan demam, dia menjalani karantina enam hari di Liberia. Kemudian, dia dikarantina sehari di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, pada 26 Oktober dan pulang pada 27 Oktober. Jika mengacu pada masa inkubasi virus itu, yakni 21 hari, pasien suspect akan menjalani perawatan intensif hingga delapan hari ke depan.

”Tidak ada pengobatan khusus. Pasien hanya diisolasi supaya jika ada virus, tidak menular ke orang lain. Saat ini hanya rutin kami terapi sportif dengan banyak memberikan cairan infus,” tegasnya.

Perkembangan terakhir Muh tersebut membuat sejumlah rekannya yang dipulangkan bersama-sama dari Liberia waswas. Padahal, sebelumnya, para TKI yang bekerja di perusahaan kayu Forest Venture, Buchanan, Liberia, itu yakin bahwa Muh bebas dari penyakit mematikan tersebut.

”Kalau terjangkit, kami, termasuk Muh, tidak akan sampai di Indonesia,” ujar Kuncoro, salah seorang eks TKI yang pulang bersama Muh, kemarin (1/11).

Dijelaskan, dia bersama Muh serta 27 TKI lain sudah melalui pemeriksaan yang cukup panjang sebelum sampai di Indonesia. Selama berada di Liberia, misalnya, semua pekerja yang sebagian besar berasal dari Kecamatan Gemarang itu dicek rutin setiap hari oleh petugas kesehatan dari WHO, PBB.

”Kalau terjangkit, kami pasti langsung dipinggirkan,” ucap dia.

Kuncoro mengatakan, bagi pekerja yang suhu tubuhnya terdeteksi di atas 37,5 derajat Celsius atau menunjukkan gejala ebola lainnya akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Selebihnya diperbolehkan keluar dari titik pemeriksaan dengan disertai cap berwarna pink yang bertulisan angka temperatur tubuh dan tanggal pemeriksaan.

KEDIRI – Gelombang kedatangan tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Afrika Barat ke Jawa Timur membuat semua pihak harus waspada. Sebab, setelah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News