Suud Rusli, Terpidana Mati yang Jadi Instruktur Kedisiplinan di Lapas Porong
Napi Wajib Presensi, Tidak Ada Hukuman Penyiksaan
Sabtu, 07 Januari 2012 – 00:07 WIB
Namun, pelariannya tidak lama. Suud dibekuk pada 23 November 2005 dan menghuni Lembaga Pemasyarakatan Militer Pilang, Wonoayu, Sidoarjo. Pada pertengahan 2008, dia dipindah ke Porong.
Latar belakang Suud sebagai mantan personel militer membuatnya didapuk sebagai instruktur AO (admisi orientasi) di Lapas Porong. Itu adalah program pelatihan kedisiplinan untuk para napi. Mereka menjalani latihan kedisiplinan selama satu jam setiap Senin hingga Jumat.
Pada Selasa pagi (3/1), Suud nongol di lapangan. Dia tampak segar. Senyumnya mengembang. Suud mengenakan seragam instruktur AO berupa kaus lengan panjang warna cokelat muda dipadu celana hitam. Wibawanya sebagai seorang pemimpin begitu kentara. "Di sini tidak ada hukuman dengan penyiksaan," ungkap Suud.
Untuk melatih kedisiplinan, hukuman yang diberikan paling-paling berupa lari atau push-up. Metode latihannya bervariasi. Misalnya, kegiatan baris-berbaris dan mengibarkan bendera. Para napi juga dilatih teliti. Hal itu terlihat ketika mereka diminta untuk mengecek perlengkapan. Para napi pun bergegas memegang bagian tubuh, mulai kaki, lutut, dada, pundak, hingga kepala.
Masih ingat Suud Rusli? Mantan anggota Marinir yang menjadi terpidana mati kasus pembuhan Dirut PT Asaba Budyharto Angsono itu kini mendekam di Lapas
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor