Syarief Hasan: Terima Pinjaman Australia, Utang Indonesia Makin Membeludak

Syarief Hasan: Terima Pinjaman Australia, Utang Indonesia Makin Membeludak
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan. Foto : Ricardo

"Adapun posisi utang luar negeri Indonesia 10 tahun lalu di 2009 hanya sebesar USD 179,40 miliar," jelasnya.

Syarif yang juga anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu melihat bahwa besarnya utang negeri yang dimiliki Indonesia harusnya menjadi prioritas agar dikelola dengan baik sebagaimana janji pemerintah.

“Utang luar negeri yang makin membeludak akan makin membebani keuangan negara di tengah pandemi Covid-19 dan akan menimbulkan banyak masalah di bidang ekonomi.” ungkap Syarief.

Mantan menteri koperasi dan usaha kecil menengah itu mengingatkan pemerintah terkait rasio utang luar negeri terhadap Gross National Income (GNI) yang telah mencapai 38,64 persen.

“PNB Indonesia berkisar Rp 15.779,7 triliun. Dengan utang luar negeri mencapai Rp 6098,2 triliun berarti rasionya berkisar 38,64 persen," ujar Syarief.

Menurut Syarief lagi, kondisi ini menunjukkan pengelolaan utang Indonesia kurang baik.

"Indikator ini juga menunjukkan kemampuan membayar utang Indonesia makin memburuk," tegas Syarief.

Ia juga menegaskan pemerintah agar lebih berhati-hati dalam mengelola utang luar negeri.

Syarief Hasan kritik pedas kebijakan utang luar negeri Indonesia. Pinjaman Australia makin menambah bengkak utang Indonesia. Kondisi ini akan menambah beban keuangan negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News