Syarif Bando: Fungsi Perpustakaan Mengurusi Koleksi Tinggal 10 Persen

Syarif Bando: Fungsi Perpustakaan Mengurusi Koleksi Tinggal 10 Persen
Paradigma perpustakaan kini sudah berubah. Foto tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Muhammad Syarif Bando mengatakan lembaganya saat ini telah mengubah peran dan fungsinya.

Menurut dia, peran fungsi perpustakaan mengurusi koleksi hanya tertinggal 10 persen. Sisanya lebih mengedepankan peran melakukan transfer knowledge kepada masyarakat.

"Jadi, perpustakaan sudah lama mati kalau dia masih bersikap eksklusif. Dia harus inklusif," ujar Muhammad Syarif Bando di Jakarta, Selasa (31/8).

Alhasil, ketika perpustakaan mulai turun ke masyarakat, mengenali segenap keseharian masyarakat, niscaya perpustakaan akan menemukan begitu banyak masalah. Dari situ diketahui bahwa kebutuhan warga pada akses perpustakaan sangatlah besar.

Paradigma yang kini dibawa Perpustakaan Nasional adalah bagaimana masyarakat memahami literasi.

Syarif menyebut literasi memiliki empat tingkatan, dimulai dari kemampuan baca, tulis, hitung, dan pembangunan karakter, aksesibilitas terhadap bahan bacaan terbaru, terpercaya, dan menjadi solusi.

Kedua, memahami makna tersirat dari yang tersurat. Ketiga memiliki kemampuan berinovasi atau kreativitas. Dan tingkatan akhir literasi adalah kemampuan menghasilkan barang/jasa yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Itu artinya, masyarakat membutuhkan sarana perpustakaan mengubah kualitas hidupnya. Dari barang dan jasa yang dihasilkan sebagai upaya untuk meningkatkan taraf hidupnya,” beber Syarif.

Kepala Perpusnas Syarif Bando mengungkapkan fungsi dan peran perpustakaan sudah berubah, tidak sekadar mengurusi koleksi buku tetapi sudah pada transfer knowledge kepada masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News