Tablig Akbar di Gowa Tetap Terselenggara, Aparat Keamanan Tak Berdaya

Tablig Akbar di Gowa Tetap Terselenggara, Aparat Keamanan Tak Berdaya
Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe bersama panitia HijrahFest Makassar 2019. Foto: Antara

jpnn.com, MAKASSAR - Sebuah pertemuan besar nekat dilangsungkan di tengah wabah Corona di negeri ini. Acara bertajuk tablig akbar dengan tema Itjima Dunia Zona Asia itu bakal dilangsungkan di Pakkatto, Gowa, Sulawesi Selatan. Acara bakal berlangsung 19 hingga 22 Maret 2020.

Berdasarkan infomasi yang diperoleh di lapangan, saat ini peserta Ijtima sudah mulai berdatangan. Di lokas setidaknya sudah ada 8.694 orang, termasuk 411 orang WNA dari sembilan negara seperti Pakistan, India, Malaysia, Thailand, Brunei, Timor Leste, Arab Saudi, Bangladesh dan Filipina.

Walau pemerintah membatasi pertemuan yang melibatkan banyak orang, namun tampaknya pemerintah daerah dan aparat keamanan tak bisa bertindak tegas. Padahal, menurut Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe, panitia penyelenggara acara itu tidak mengantongi izin.

Walau jelas-jelas tak mengantongi izin, aparat tak mau melarang. Mereka hanya akan melokalisir acara itu. ""Bisa saja kami larang, tolak, suruh bubar, tapi bisa lebih besar mudaratnya dari pada itunya (dampak). Kemungkinan nanti, seandainya juga dilaksanakan, apa boleh buat, kita tetap amankan, mengawasinya walaupun tidak diberikan izin," ujar Mas Guntur Laupe, di Makassar, Rabu (18/3).

Menurut Mas Guntur, sebenarnya pihak kepolisian tidak mengeluarkan izin untuk acara itu namun panitia tak mengindahkannya. "Mereka memaksakan tetap melanjutkan kegiatannya. Alasan mereka bahwa persiapan sudah setahun lalu. Malah sudah kumpul-kumpul uang dari jemaah semuanya," kata Guntur.

Adanya warga asing yang hadir, menurut Guntur, mereka sudah datang sebelum wabah Corona merebak. "Ada warga negara asing. Dan itu sudah datang di Indonesia, sebelum isu corona ada, mereka sudah ada. Itukan jamaah tablig, mereka berpidah-pindah tempat di masjid, sambil menunggu pembukaan acara besok," ujarnya.

Selain itu, pengawasan dan pemeriksaan kesehatan ketat wajib diberikan, mengingat sehabis pertemuan itu, siapa yang tahu dua tiga hari kedepan, setelah para jamaah bubar, mereka langsung ke masjid-masjid yang menjadi tempat persinggahannya.

Soal WNA yang ikut dalam pertemuan akbar itu, perwira tinggi Polri ini menegaskan, diberikan tempat khusus dan tidak dicampur dengan warga Indonesia, sebagai bagian dari pencegahan dini.

Saat ini peserta yang datang sudah ada 8.694 orang, termasuk 411 orang WNA dari berbagai negara. Menurut Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe, kalau acara dibubarkan mudaratnya lebih banyak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News