Tahanan Dianiaya, Kepala Berlubang, Tangan Patah, Keluarga: Nyawa harus Dibalas Nyawa

Tahanan Dianiaya, Kepala Berlubang, Tangan Patah, Keluarga: Nyawa harus Dibalas Nyawa
Ilustrasi. Foto: dokumen JPNN

Sementara, Kasat Reskrim Polres Kampar, AKB Bambang Dewanto tidak mau berkomentar banyak. Dia mengakui memang ada tahanan Polres Kampar yang meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit.

Namun dia membantah bahwa kematian korban akibat penganiayaan oleh oknum penyidik. "Ini karena dada sakit dan sesak. Ada masalah di hulu hati," katanya.

Akibat sesak nafas tersebut, Andri dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara. "Silahkan klarifikasi ke rumah sakit. Laporan memang ada masuk di Puncak Polda, cuma masih dalam proses. Apakah dianiaya atau tidak, tunggulah," katanya.

"Aku gak bisa ungkapkan apa penyebab kematiannya. Kita tunggu hasil laboratorium. Tunggu hasil otopsi," tambahnya.

Paur Humas Polres Kampar, Iptu Deni Yusra mengatakan, hasil kematian Andri belum dapat dipastikan. Karena menunggu hasil investigasi dari Polda Riau. Artinya, kematian tidak murni penganiayaan.

"Hasil visumnya, sakit paru-paru sama tumor di kepala. Maag akut juga," katanya.

Deni juga mengakui ada lubang di kepala korban. Namun, itu disebabkan karena otopsi di rumah sakit. Bukan karena dipukul. "Cuma, tetap dilakukan investigasi. Supaya netral, Polda yang turun tangan," katanya.

Saat ditanya siapa oknum penyidik yang melakukan dugaan penganiayaan itu, dia belum bisa memastikan.

Andri, tahanan yang diduga tewas akibat dianiaya penyidik telah sampai di rumah duka pada Kamis (6/7), sekitar pukul 13.00 WIB di Desa Muara Uwai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News