Tak Menyangka Lukisannya Masih Dipertahankan Produsen

Kata Bernard, sebenarnya metode tersebut awalnya tidak ditujukan untuk pengobatan, tapi untuk melatih penguasaan emosi. Tidak sedikit orang yang menguasai metode prana dulu adalah orang bertemperamen tinggi. Namun, kini hidup mereka lebih tenang, bahkan makin rajin mendekatkan diri kepada Tuhan.
”Yang tadinya jarang salat menjadi rajin salat berjamaah, yang tadinya malas ke gereja setelah mengikuti metode ini menjadi lebih taat,” lanjutnya.
Waktu senggang biasanya digunakan Bernard untuk tenggelam di atas kanvas. Hal itu, katanya, untuk mengasah keahliannya melukis agar tidak hilang. Hasilnya, lukisan itu kemudian dipajang di dinding-dinding rumahnya.
Bernard mengaku, kini dirinya melukis hanya untuk menyalurkan kesenangan. Karena itu, dia tidak mengikuti pakem aliran mana pun. Dia juga tidak pernah mengikuti pameran meski lukisannya terbilang cukup bagus.
Kendati begitu, ada saja orang yang datang untuk melihat-lihat lukisannya. Bahkan, ada yang membeli lukisannya seharga Rp 40 juta. ”Saya kan tidak punya nama, jadi dihargai segitu (Rp 40 juta), ya senang sekali. Nggak nyangka,’’ ujarnya terkekeh. (*/c2/ari)
MASYARAKAT mungkin sudah tidak asing dengan produk biskuit Khong Guan, Monde, Nissin, dan beberapa merek lawas lainnya. Tapi, pasti tidak banyak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu