Tak Perlu Dilunasi, Hitung-Hitung Sebagai Belasungkawa Kami

Kasus Bocah Tiga Tahun Meninggal setelah Operasi Jari Tengah

Tak Perlu Dilunasi, Hitung-Hitung Sebagai Belasungkawa Kami
M Shafa saat menjalani perawatan di RSUD Banjarnegara, Jawa Tengah. Foto: Radar Banyumas/JPG

jpnn.com - BANJARNEGARA - Pihak RSUD Banjarnegara merasa perlu memberi penjelasan tentang meninggalnya bocah tiga tahun bernama Muhammad Shafa setelah menjalani operasi jari tengah. Menurut Direktur RSUD Banjarnegara, Agung Budianto, hal yang dialami Shafa sudah di luar kendali RSUD.

Agung mengatakan, RSUD Banjarnegara sebenarnya sudah melakukan tindakan sesuai prosedur. Namun, ternyata ada kondisi yang tak mampu diatasi pihak RSUD.

“Sebenarnya alat-alat kita sudah mumpuni. Tetapi ini memang kondisi yang tidak kami inginkan. Ini di luar kemampuan kita,” ujarnya seperti dikutip Radar Banyumas (Jawa Pos Group).

Baca juga: Innalillah, Bocah Tiga Tahun Meninggal setelah Operasi Jari Tengah

Dia menambahkan, Shafa mengalami kejang-kejang pasca-operasi karena elergi. Selain itu, Agung mengutip pendapat para ahli yang menyebut menyebut seorang anak dengan cacat bawaan bisa mengalami kecacatan lainnya.

Lebih lanjut Agung mengatakan, total biaya operasi Shafa adalah Rp 21 juta. Namun,  masih ada kekurangan pembayaran Rp 11 juta dari keluarga Shafa.

Pembayaran Rp 10 juta berasal dari keluarga Shafa Rp 5 juta dan dari Jamkesda Rp 5 juta.  Hanya saja, pihak RSUD Banjarnegara sudah memutuskan untuk tidak meminta kekurangan pembayaran itu.

“Yang kekurangan Rp 11 juta tak perlu dilunasi. Hitung-hitung sebagai belasungkawa kami,” katanya.(uje/dis/jpg/ara/jpnn)

BANJARNEGARA - Pihak RSUD Banjarnegara merasa perlu memberi penjelasan tentang meninggalnya bocah tiga tahun bernama Muhammad Shafa setelah menjalani


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News