Tak Pernah Ambil Gaji, Rela Jadi Pengepul Rongsokan Demi Naik Haji

Tak Pernah Ambil Gaji, Rela Jadi Pengepul Rongsokan Demi Naik Haji
TAK GENGSI : Kapolsek Bojonggenteng, Iptu Dedi Supriatna saat membereskan botol sisa air mineral. Foto: Radar Sukabumi/JPNN

"Menjadi Kapolsek dimana pun terlebih di Bojonggenteng harus bisa memahami dan jangan pernah membeda-bedakan masyarakat. Harus dekat dengan tokoh masyarakat dan harus rajin berkomunikasi dengan masyarakat," imbuhnya.
 
Meski bukan keturunan pengusaha, putra kedua Pembina Akabri Sukabumi Almarhum Iptu Sukimin itu juga pernah menjadi sopir pengangkut daging kerbau.     

Sejak 2003 hingga 2008 silam, saat bertugas sebagai Koordinator Binmas Polsek Cicurug ia kerap menjadi sopir pengangkut daging kerau dari Bojongkokosan. Upahnya pun dibayar perekor, Rp 75 ribu/ekor kala itu. ia mengangkut hingga ke Pasar Cucurug, Pasar Bogor dan Pasar Cilueur.

"Saya mengirimkan daging di malam hari, agar tidak menganggu tugas saya sebagai polisi. Sekarang pun kerjaan ini (pengepul barang bekas) banyak saya lakukan di malam hari. Sedangkan untuk siang saya lakukan kalau memang waktunya senggang dan tidak ada tugas ke mana-mana," tambahnya.
 
Bukan dari pemulung saja barang itu ia dapatkan, dari Pabrik Total pun bapak dari anggota Polresta Bogor, Brigadir Fenita itu mendapatkan giliran menjadi pembeli. Ia juga berharap, di kala pensiun nanti, tidak ada beban dan utang kepada orang lain.

Mobil bak terbuka grand max miliknya itu sudah lunas dicicil termasuk hasil dari menjual barang bekas itu. Bahkan, jika tugasnya selesai nanti, ia berharap ada ide lain yang menghampirinya.

"Mungkin membuat kerajinan dari barang bekas itu. Tapi lihat saja nanti. Sekarang saya nikmati saja usaha sampingan saya sebagai pengepul barang bekas. Daripada memeras atau merugikan orang lebih baik berdikari mencari uang halal. Meski hanya Rp 200 ribu-400 ribu/minggu setiap kali kirim, tetapi hasilnya halal dan berkah," ucapnya.
 
Bahkan, dari hasil menjual rongsokan itu, ia berikan kepada istrinya untuk mengantikan gaji pokok yang tidak diambilnya selama menjadi Kapolsek. Masih di tahun 2013 lalu, Dedi dan istinya baru saja pulang dari tanah suci Makkah untuk ibadah umroh.

Dari kegiatannya itu, ada pengusaha Palet Mujahid dan putranya, Masbing, yang keduanya sudah haji melirik kegigihan sang kapolsek untuk tetap berkarya di sela-sela menjalankan tugasnya. Niatnya untuk berakat ibadah haji pun sudah didaftarkannya. Hanya saja, pendaftarannya itu belum lunas alias masih punya utang.(*)

SELAMA dua tahun bertugas sebagai Kapolsek Bojonggenteng, Iptu Dedi Supriatna tidak pernah mengambil gajinya sebesar Rp 5,6 juta/bulan itu.  


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News