Tak Rela Libur Berkurang Sehari, Warga Denmark Gelar Demo Akbar

Tak Rela Libur Berkurang Sehari, Warga Denmark Gelar Demo Akbar
Lautan massa demo menolak rencana pemerintah menghapus libur nasional Hari Doa Agung di ibu kota Denmark, Kopenhagen, Minggu (5/2). Foto: Emil Helms / Ritzau Scanpix / AFP

jpnn.com, KOPENHAGEN - Denmark diguncang demonstrasi besar-besaran gegara rencana pemerintah menghapus salah satu hari libur nasional demi membantu membiayai peningkatan pengeluaran pertahanan.

Ribuan orang berkumpul di Kopenhagen pada Minggu (5/2) untuk memprotes RUU untuk menghapus libur Hari Doa Agung, tradisi berusia hampir enam abad yang dirayakan umat Kristen Denmark pada Jumat keempat setelah Paskah.

Serikat pekerja yang mengorganisir protes memperkirakan setidaknya 50.000 orang ambil bagian, menjadikannya kumpulan massa demonstran terbesar di Denmark dalam lebih dari satu dekade terakhir.

RUU yang diajukan pada Desember tahun lalu tersebut diharapkan akan menambah pendapatan pajak sehingga target belanja pertahanan yang meningkat akibat perang di Ukraina dapat terpenuhi.

Denmark menargetkan anggaran belanja pertahanan sebesar 2 persen dari PDB, yang merupakan standar NATO, dapat tercapai pada 2030.

Pemerintah mengeklaim bahwa dengan menghapus satu tanggal merah, maka tambahan dana USD 654 juta yang dibutuhan untuk memenuhi target bisa terpenuhi.

Namun, serikat pekerja, anggota parlemen oposisi, dan ekonom meragukan klaim tersebut.

Beberapa ekonom mengatakan langkah itu tidak mungkin memiliki efek jangka panjang, karena pekerja akan menemukan cara lain untuk menyesuaikan jam kerja mereka.

Meski jam kerja mereka lebih sedikit dibanding sebagian besar Eropa, warga Denmark rupanya tak rela kehilangan jatah libur sehari pun.

Sumber Reuters

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News