Taktik Filibuster

Oleh: Dahlan Iskan

Taktik Filibuster
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Ayahnyi memang orang dari provinsi Khyber-Pakhtunkhwa yang beribu kota di Peshawar. Dia juga gadis suku Pashtun. Provinsi yang berbatasan dengan Afghanistan ini memang banyak dihuni penduduk Pashtun.

Sang ayah merantau ke Libya dan kawin di sana. Karena itu Reham lahir di Libya.

Setelah bicara panjang, Ketua DPR lantas minta Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi untuk menjelaskan tentang intervensi asing itu –Vladimir Putin ikut mengecam Amerika soal Pakistan.

Qureshi bicara sangat panjang. Seperti sengaja mengulur waktu. Alokasi waktu tidak banyak. Apalagi ini bulan puasa.

Wakil oposisi juga diberi waktu pidato. Bergantian dengan wakil partai pemerintah. Banyak sekali yang pidato. Yang dari pemerintah pasti: pidatonya panjang.

Di Amerika, taktik mengukur waktu di sidang DPR seperti itu disebut ''taktik filibuster''. Anda bisa buka Google apa itu taktik filibuster. Seingat saya: taktik kuat-kuatan duduk di ruang sidang, kuat-kuatan bicara, dan kuat-kuatan mendengar.

Seingat saya, pembicara terlama di sidang DPRD Amerika –sengaja panjang sebagai taktik mengulur waktu– adalah tujuh hari. Itu pidato satu orang. Sampai jadwal sidang selesai, pidatonya belum selesai. Disambung keesokan harinya. Lalu besoknya lagi. Dan besoknya lagi.

Taktik mengukur waktu itu biasanya dilakukan oleh kelompok yang kalah suara tipis. Putusan yang akan diambil dianggap sangat berbahaya bagi demokrasi –tapi disukai oleh mayoritas.

Catatan: Berita terakhir tadi malam, pemungutan suara akhirnya dilakukan: Imran Khan berhasil dilengserkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News