Ritual Yadnya Kasada Suku Tengger di Gunung Bromo

Takut Ada Karma, Dukun Batal Dilantik

Ritual Yadnya Kasada Suku Tengger di Gunung Bromo

Takut Ada Karma, Dukun Batal Dilantik
Seorang warga suku Tengger Bromo beroa dan menyiapkan sesaji saat prosesi Yadnya Kasada 2018 di Gunung Bromo Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (30/6/2018). FOTO:Dipta Wahyu/Jawa Pos

Seperti yang dikatakan oleh Suyadi, salah seorang Dukun Pandita dari Desa Podokoyo, Kecamatan Tosari, Pasuruan. Menurutnya, peribadatan yang dilakukan oleh warga hindu tengger tidaklah akan terganggu dengan adanya sound sistem yang dibawa itu. Hal itu lantaran, ketika beribadah mereka hanya fokus kepada yang dituju.

Pendapat berbeda datang dari Manggu Pura Luhur Poten Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo yakni Sugiono. Menurutnya, sedikit banyak adanya pembawa sound sistem itu mengurangi kesakralan ritual Yadnya Kasada. Oleh karena itu, sebelum ritual yadnya Kasada berlangsung hal itu dibahas.

Dalam pembahasan itu, didapatkan kesepakatan bahwa kendaraan bak terbuka yang membawa pengeras suara itu harus berada pada jarak 1 kilo meter dari Pura. Dengan demikian, tidak akan mengganggu ritual yang ada.

“Tetapi, pelaksanaannya itu masih ada yang dekat dengan pura. Oleh karena itu, saat akan digelar ritual kami meminta agar tidak dibunyikan,” tuturnya.(Sid/)

 


Puncak perayaan Yadnya Kasada oleh warga Tengger di Lereng Gunung Bromo digelar Sabtu (30/6), pelantikan dukun urung dilakukan.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News