Takut Dirazia, Pedagang di Tarakan Tutup

Takut Dirazia, Pedagang di Tarakan Tutup
Takut Dirazia, Pedagang di Tarakan Tutup
Terpisah, Wati salah seorang pembeli mengaku sedikit kesulitan membeli barang-barang yang sudah menjadi kebiasannya. “Sudah sejak lama saya menggunakan beberapa produk Malaysia. Bahkan biasanya barang dari Malaysia kami jadikan oleh-oleh buat keluarga yang datang berkunjung kesini,” ungkapnya.

Bea Cukai Mengaku Tidak Tahu

Sementara itu, pihak Kantor Bea dan Cukai Tarakan mengaku tidak tahu jika produk-produk makanan dan minuman (mamin) dari Malaysia yang masuk ke Tarakan dilarang beredar. Pasalnya, selama ini pihak bea cukai hanya mengurusi masalah kepabean, dan mengenakan fiscal terhadap setiap barang yang masuk.

“Kita (Bea dan Cukai) akan proaktif dengan pengawasan barang-barang yang sifatnya mengancam warga Tarakan. Seperti bahan peledak atau barang-barang larangan jenis lainnya,” kata Kepala Bea dan Cukai Tarakan Agus Wahyono kepada Radar Tarakan, kemarin (9/12).

Menurutnya, penertiban terhadap barang produk Malaysia tersebut memang merupakan kewenangan dari pihaknya. Namun, selama ini dia mengaku belum mendapatkan informasi tentang pembatasan barang-barang yang dilarang oleh pihak Badan POM RI. Karena menurutnya, hingga saat ini belum mendapatkan arahan dari Kementerian Keuangan tentang produk-produk yang dilarang tersebut. “Kami hanya memberikan fiskal terhadap barang-barang impor saja. Kemudian memberikan kelayakan tentang bea dan cukai kepada barang yang dibawa masuk ke Tarakan,” ungkapnya.

TARAKAN - Sejak dilakukannya penertiban produk Malaysia oleh Tim Satgas Produk Ilegal, beberapa pedagang di Tarakan yang biasanya menjual produk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News