Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka

"Banyak lapangan pekerjaan yang diisi pelajar internasional, aku sendiri saja juga merasakan. Mau daftar kerja sebagai barista, front-of-house, atau runner aja susah," katanya.
Tapi ia mengatakan pelajar internasional "bagai sapi perah" di Australia.
"Biaya pendidikan kami mahal, rent juga lumayan mahal, dan setelah selesai, disuruh langsung pulang. Bayar tuh kami pasti selalu yang paling premium, tapi kami tidak pernah dapat kualitas prmium juga."
Pembatasan ini bukanlah aturan pertama yang membuat mereka yang ingin belajar dan tinggal di Australia menjadi khawatir.
Awal tahun ini, pemerintah Australia meningkatkan skor tes Bahasa Inggris sebagai persyaratan untuk mendapatkan 'student visa' dan 'graduate visa'.
Tidak hanya itu, pemerintah Australia juga mensyaratkan "genuine student test" untuk membuktikan jika tujuan mereka datang ke Australia adalah benar-benar untuk belajar.
"Sebenarnya kami datang untuk niatan baik, untuk belajar dan juga dapat pengalaman pekerjaan," ujar Agung.
"Perlu dipertimbangkan lagi sih peraturan baru ini."
Belajar dan menetap di Australia bisa jadi akan lebih sulit, karena pemerintah Australia mengumumkan aturan baru yang akan membatasi jumlah pelajar internasional ke Australia
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya