Tanggapi Kecaman Turki, Media China Rilis Video Seniman Uyghur

"Saya sekarang dalam kondisi yang baik," katanya, dan setelah jeda ia menambahkan: "dan tidak pernah dianiaya".
Kedutaan dan konsulat China di Australia dan Kementerian Luar Negeri China juga dihubungi untuk dimintai komentar.
Tetapi seorang juru bicara dari kedutaan besar China di Turki mengatakan tuduhan bahwa China melanggar hak asasi manusia "sama sekali tidak konsisten dengan fakta dan sama sekali tidak dapat diterima oleh China".
Ia mengatakan "pusat-pusat pelatihan" dirancang untuk mengajarkan bahasa Uyghur dan keterampilan profesional untuk memerangi kemiskinan dan "tempat berkembang biak bagi ide-ide ekstrimis".
"Ini adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa Pemerintah China sangat mementingkan perlindungan hak-hak dasar dari semua kelompok etnis di Xinjiang," kata juru bicara itu.
"Singkatnya, mereka yang menuduh Pemerintah China berusaha 'menghapus' identitas etnis, agama dan budaya Uyghur dan kelompok Muslim lainnya sama sekali tidak dapat dibenarkan."
Patrick Poon, seorang peneliti China di Amnesty International, mengatakan kepada ABC bahwa "sungguh aneh melihat video Abdurehim Heyit setelah mendengar berbagai sumber tentang kematiannya".
"Cara video itu disajikan mirip dengan kasus lain dari rekaman video yang direkam, seperti kasus Peter Dahlin dan Gui Minhai."
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya